Donald Trump presiden Amerika Foto by Slate.com

Trump Disebut Telah Bangkitkan Semangat Jihad Kelompok Teroris

Washington D.C – Kebijakan Trump yang melarang warga dari enam negara muslim untuk memasuki kawasan Amerika disebut banyak pihak justru berpotensi menghancurkan pemerintahan yang baru saja dipimpinnya. Alih-alih menekan pertumbuhan radikalisme, kebijakan ‘aneh’ itu justru disebut mampu membangkitkan semangat ‘jihad’ kelompok teroris, utamanya dalam memerangi Amerika dan seluruh sekutunya.

Dilaporkan oleh Julia Ebner dan Jonathan Russel untuk CNN, Rabu (01/02/17), kebijakan terkait imigrasi tersebut sangat kontra produktif dengan upaya untuk membuat Amerika –dan seluruh negara di dunia—menjadi tempat yang aman (make it safe again). Kebijakan ini bahkan disebutnya mampu meningkatkan potensi serangan teror di kawasan negeri Paman Sam ini.

Lebih jauh, melalui kebijakan ini Trump disebut telah menghianati nilai-nilai dasar yang dianut oleh bangsa Amerika. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari beragam reaksi girang dari para ekstrimis yang merayakan penandatanganan perintah eksekutif itu sebagai ‘panggilan untuk jihad Islam’.

Kelompok teroris seperti Al Qaeda dan ISIS memang telah merespon larangan anti warga muslim ini sebagai panggilan untuk melakukan perang. Dengan kebijakan ini pula, kelompok-kelompok radikal dan teroris akan lebih kuat lagi dalam membangkitkan sentiment anti Barat. Dengan begitu, mereka akan mendapat lebih banyak simpati dari warga muslim di banyak negara.

Sementara itu, pihak Gedung Putih tampak tidak menggubris berbagai kritik dan masukan dari berbagai pihak terkait kebijakan ini. Pemerintahan Donald Trump bersikukuh untuk tetap melarang warga dari enam negara Muslim, yakni; Iran, Irak, Libya, Suriah, Somalia, Sudan dan Yaman untuk masuk ke negaranya.