Tri Wulan Pertama 2019, Google Tinjau 1 Juta Video Teroris di YouTube

California – Dalam tri wulan pertama di tahun 2019, Google secara manual meninjau lebih dari 1 juta video yang diduga sebagai video teroris di YouTube. Dari hasil tinjauan itu, ada 90.000 video yang melanggar kebijakan YouTube sehingga sekitar 9 persen dari total 1 juta lebih telah dihapus.

Dilansir Telset.id dari Engadget belum lama ini, Google mengatakan di US House Panel kemarin, bahwa pihaknya bekerja ekstra untuk mengulas jutaan konten video tersebut.

Google telah memiliki lebih dari 10 ribu orang yang bekerja pada ulasan konten dan menghabiskan ratusan juta dolar untuk meninjau konten terorisme.

Sebelumnya Google, Facebook dan Microsoft telah diminta pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengungkapkan anggaran anti terorisme mereka. Diperkiraan Google telah mengeluarkan ratusan juta dollar untuk memberantas konten terosisme dari platform mereka.

Penyebaran konten kekerasan pada kasus penyerangan Mesjid di Christchurch di Selandia Baru, telah menambah tekanan bagi platform media sosial untuk memantau konten.

Australia telah membuat undang-undang untuk meminta perusahaan media sosial bertanggung jawab untuk menghapus konten kekerasan, dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan undang-undang yang mengharuskan konten teroris dihapus dalam waktu satu jam setelah pemberitahuan.

Untuk memenuhi standar tersebut, Google kemungkinan akan membutuhkan sistem yang menandai video secara lebih akurat untuk ditinjau secara manual. Sayangnya Google belum mau memberikan komentar lebih jelas terkait usaha mereka melawan konten terorisme.

Sebelumnya YouTube juga sempat direpotkan dengan “serbuan” video penembakan di Selandia baru tersebut. Chief Product Officer YouTube, Neal Mohan, mengatakan bahwa pascakasus tersebut setiap detik ada satu video terkait penembakan di Selandia Baru yang diunggah ke platform. Ia menyebut, situasi baru mulai terkendali ketika 24 jam setelahnya.

“Setiap kali tragedi serupa terjadi, kami harus mempelajari hal baru. Dalam kasus penembakan di Selandia Baru, volume video yang diunggah ke platform mencatatkan rekor,” terangnya, seperti dikutip Telset.id dari Engadget.