Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!
Jayapura – Di tanah perbatasan Papua, tepatnya di Kampung Traimelyan, Arso 12, Distrik Skanto, Kabupaten Keerom, harmoni tidak hanya menjadi slogan, tetapi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kampung yang ditempuh sekitar dua jam dari pusat Kota Jayapura ini dijuluki sebagai kampung toleransi, karena tiga rumah ibadah—gereja, pura, dan masjid—berdiri berdampingan dalam satu kawasan.
Pj Gubernur Papua, Agus Fatoni, yang berkunjung sekaligus menyerahkan bantuan bagi rumah ibadah di Keerom, menyebut Traimelyan sebagai potret nyata Papua yang damai.
“Terasa sekali toleransi masyarakatnya. Di sini ada gereja, pura, dan masjid yang dibangun dalam satu kompleks. Warganya juga hidup saling bahu membahu, tolong-menolong, dan berdampingan dengan damai,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).
Ia menegaskan, kondisi seperti ini layak dijadikan teladan nasional. “Kampung Traimelyan membuktikan bahwa Papua adalah tanah yang penuh damai dan toleransi. Semoga daerah lain bisa belajar dari semangat kebersamaan yang tumbuh di sini,” imbuh Fatoni.
Lebih jauh, ia berharap pemerintah daerah maupun masyarakat terus merawat harmoni dengan memperhatikan pembangunan rumah ibadah, sekolah, asrama, hingga panti asuhan.
“Semua itu agar masyarakat bisa hidup lebih baik, anak-anak bisa sekolah, dan cita-cita menuju Papua damai, maju, dan sejahtera bisa terwujud,” katanya.
Ketua Panti Asuhan Air Hayat, Arso 12, Pdt. Obeth Wamo, menambahkan bahwa sebutan kampung toleransi memang sudah melekat sejak lama. Ia menuturkan, setiap perayaan Natal, warga Muslim setempat turut menjaga keamanan dan mengatur lalu lintas agar ibadah berjalan lancar.
“Begitu pula sebaliknya, saat saudara Muslim beribadah, umat lain ikut menjaga. Itulah wajah sejati toleransi di Keerom,” ungkapnya.
Kampung Traimelyan pun menjadi bukti bahwa kebhinekaan bukanlah hambatan, melainkan kekuatan yang menyatukan. Dari Papua, pesan persaudaraan dan cinta tanah air diperdengarkan untuk seluruh Indonesia