Jakarta – Para pemuka atau tokoh agama yang tergabung dalam Forum
Peduli Indonesia Damai menyerukan kepada seluruh elemen bangsa dan
umat untuk mewujudkan pemilihan umum yang jujur, adil, dan
bermartabat.
“Kami menyampaikan ini Forum Peduli Indonesia Damai. Pemilu yang
damai, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan bermartabat
akan melahirkan presiden, wakil presiden dan wakil rakyat terbaik,”
ujar Pimpinan Spiritual Nusantara Sri Eko Sriyanto saat membacakan
seruan di Gedung Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Jakarta,
Senin (5/2/2024).
Para tokoh agama yang hadir yakni KH Marsudi Syuhud (Waketum MUI),
Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo (Keuskupan Agung Jakarta), Gomar Gultom
(Ketum PGI), Wisnu Bawa Tenaya (Kwtum PHDI), Philip K. Wijaya (Ketum
Permabudhi), Budi S. Tanuwibowo (Ketum Matakin), Sri Eko Sriyanto
Galgendu (Pimpinan spiritual nusantara), dan Engkus Ruswana (Presidium
Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia).
Menurutnya, seruan ini menjadi yang ketiga dilakukan Forum Peduli
Indonesia Damai setelah sebelumnya dilakukan di Gereja Katedral dan
Hotel Sahid, Jakarta, beberapa waktu lalu. Dalam paparannya, para
tokoh agama tersebut membacakan enam poin seruan yang disampaikan
secara bergiliran.
Adapun isi seruannya, pertama, mengajak masyarakat untuk menggunakan
hak pilih secara bertanggung jawab dan jangan menjadi golongan putih
(Golput).
Kedua, mengajak masyarakat untuk menentukan pilihan dengan jiwa bebas
merdeka sesuai suara hati nurani sendiri. Segala bentuk rayuan,
bujukan, bisikan, ajakan, tekanan dan atau ancaman mesti diabaikan.
“Ikuti suara hati nurani, yes! bujukan dan intimidasi, no!,” ujar para
tokoh agama tersebut.
Seruan ketiga yaitu ikut aktif menjaga dan mengawasi seluruh tahapan
Pemilu agar berlangsung sesuai asas langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil, agar Pemilu berlangsung aman, damai, dan bermartabat.
“Keempat tajamkan nalar dan suara hati. Jangan memilih mereka yang
bertentangan dengan dan atau melanggar prinsip Luber dan Jurdil.
Dukung calon yang bermartabat menjunjung prinsip Luber dan Jurdil,”
kata Romo Kardinal Ignatius Suharyo.
Kelima, jaga dan junjung tinggi persatuan di atas perbedaan pilihan.
Terakhir, mengajak umat untuk saling mengingatkan karena Pemilu
merupakan momentum penting bagi masa depan bangsa dan negara.
“Maka gunakan hak kita dengan sebaik-baiknya secara merdeka tanpa
perlu memusuhi mereka yang berbeda pilihan,” ujar Ketum Matakin Budi
Tanuwibowo