Jakarta – Tokoh-tokoh lintas agama di Banten berani berkomitmen melawan penyebaran intoleransi dan radikalisme. Komitmen itu ditegaskan para tokoh agama dalam Badan Persaudaraan Antar Iman (Berani) Banten.
Sekretaris Umum Pengurus Pusat Badan Persaudaraan Antar Iman (Berani) Ardy Susanto mengatakan organisasinya berkomitmen melawan segala bentuk intoleransi dan radikalisme yang berpotensi memecah belah bangsa Indonesia.
“Saya berharap pembentukan DPW Berani Banten akan mewarnai dan menjaga keharmonisan dalam keberagaman, juga menjadi garda terdepan untuk menolak dan mengantisipasi gerakan intoleransi dan radikalisme,” kata Ardy dalam keterangannya di Jakarta, Senin (13/3/2023).
Ardy mengingatkan tugas utama pengurus DPW Berani Banten adalah selalu menjaga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 serta Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU).
Menurut dia, pesan dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar adalah Berani sebagai badan otonom (Banom) PKB, harus bisa merawat keberagaman dan kemajemukan di Indonesia.
“Jadi, kita bersama PBNU dan PKB serta elemen bangsa lainnya bekerja untuk merawat kemajemukan supaya tetap lestari, tidak tercabik-cabik karena adanya perbedaan pilihan politik,” pesannya.
Ardy menegaskan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang kaya dengan beraneka ragam suku, adat, agama dan golongan. Karena itu, kata dia, keanekaragaman tersebut harus dijaga dan tidak boleh dimanfaatkan oleh siapapun hanya demi kepentingan politik sesaat.
“Jangan sampai politik membuat masyarakat terpolarisasi dalam perbedaan-perbedaan yang ada, lalu saling membenci dan menghina satu sama lain,” katanya.
Menurut dia, politik harus hadir untuk menyatukan dan memastikan bahwa dalam perbedaan tersebut, semua pihak bergerak bersama, menjaga dan membangun Indonesia yang lebih baik ke depannya.
Sementara itu, Ketua DPW Berani Banten Hiskia Bangun mengatakan deklarasi Berani Banten telah mempersatukan umat beragama baik dari agama Buddha, Hindu, Konghucu, Islam, Katolik, dan Kristen.
Melalui organisasi itu, dia akan berkolaborasi untuk memberantas intoleransi di Banten secara perlahan-lahan.
“Kedepannya kolaborasi dan memastikan semua umat beragama tidak mengalami hambatan dalam beribadah atau menjalankan kegiatan ibadah,” katanya.