Surakarta – Para tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga para pengusaha sangat mengapresiasi langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menggelar silaturahmi kebangsaan bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan pengusaha yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar dalam rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme.
Acara Silaturahmi Kebangsan ini digelar oleh BNPT di The Sunan Hotel, Surakarta, pada Jumat (2/10/2020) dengan dihadiri langsung Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, MH dengan didamping pejabat BNPT yang ada di Kedeputian I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi.
.
Budayawan, Dr. Ngatawi Al Zastrow yang turut hadir pada acara tersebut mengatakan bahwa acara silaturahmi dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme ini dinilainya sangat strategis. Hal ini dikarenakan silaturahmi ini sebagai sarana untuk anjangsana. Yang mana anjangsana itu sendiri dmaksudkan untuk merajut hati.
“Karena persoalan terorisme kalau saya boleh mengatakan ini soal menata hati. Kita menata hatinya orang supaya orang itu memiliki kesadaran untuk bisa bertindak dengan akhlak, bertindak dengan cara manusiawi sesuai dengan nilai-nilai dan tradisi yang ada di masyarakat itu,” ujar Ngatwai
Dirinya beralasan bahwa gerakan kebudayaan ini menjadi sesuatu yang vital dalam rangka penanggulangan sikap-sikap terorisme dan radikalisme. Karena kebudayaan itu juga ada dalam bahasa Arab yang diartikan sebagai melembutkan hati.
“Penegakan hukum memang penting, tetapi terorisme ini tidak percaya sama hukum yang kita miliki. Pendekatan keamanan juga penting, tapi itu sifatnya tempores atau incidental. Follow up-nya itu setelah tindakan penegakan hukum, tindakan operasi keamanan dengan melakukan operasi-operasi keamanan, lalu berikutnya adalah strategi kebudayaannya yang ditata,” ujar mantan Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU ini.
Karena yang namanya terorisme itu smenurutnya seperti virus, yang mana virus itu mengancam siapa saja, tidak peduli pendidikannya tinggi, tidak perduli orang pendidikan rendah, kaya ataupun miskin
“Kalau sudah terkena virus itu (terorisme) ya kena saja dia. Radikalisme juga begitu. Maka perlu ada kontra virus yang disebut dengan vaksin ‘cultural’ iupaya bisa meningkatkan imunitas ideologi masyarakat. Sehingga kalau ada virus yang mau masuk, dia punya daya tangkal tersendiri. Itu menciptakan self defence mechanism. Dan pola-pola seperti ini sangat efektif,” ujar peraih Doktoral bidang Sosiologi dari Universitas Indonesia ini.
Sementara itu salah satu tokoh agama yakni Dr. Amir Mahmud yang juga merupakan Direktur Amir Mahmud Center juga mengapresiasi silaturahmi tersebut dari sisi pendekatan sosial. Apalagi setelah melihat paparan singkat yang dilakukan oleh Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol R. Ahnad Nurwakhid, SE, MM, dimana memang dari hulu ke hilir sudah terlihat mengenai makna dari radikal itu.
“Yang terpenting bagi saya adalah yang perlu dijadikan dasar bagi pertemuan ini adalah bagaimana meminimalisir radikalisme itui agar tidak berkembang. Karena itulah kesiapsiagaan ini dimaknai adalah bukan dalam arti dengan senjata, tetapi bagaimana sikap dan sigap kita terhadap keutuhan NKRI ini,: ujar Dr, Amir Mahmud.
Maka dari itu memnruutnya, Kesiapsiagaan itu harus meliputi dua hal. Pertama, pemberdayaan masyarakat. Yang mana pemberdayaan masyarakat disini tentunya melalui dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang kemudian dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang sifatnya pendidikan lain yang mana harus melibatkan semua dari tingkat RT sampai Lurah dan Camat sehingga ada sinerginya.
“Kedua, bagaimana mengimunisasi, ideologisasi terhadap orang yang belum terpapar. Nah maka itulah saya dalam hal ini terkait dengan apa yang saya kerjakan yakni dengan melakukan tadabur alam, ini sebenarnya adalah memberikan infus kepada kepada kalangan generasi muda, calon-calon generasi penerus bangsa ini agar jangan terpapar dengan paham radikal,” ujar peraih Doktoral dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Dalam kesempatan yang sama salah satu pengusaha asal kota Sorakarta, John Vincent Yung mengatakan bahwa acara silaturahmi ini dinilainya sangat baik dalam membuka dan menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang bahaya terorisme dan langkah-langkah dalam mengatasinya.
“Banyak sekali masukan dari para tokoh agama, ulama, para Kyai juga dari kepala BNPT, Semoga menyadarkan kita semua masyarakat di khususnya Indonesia untuk lebih sadar dan membina kemitraan dengan BNPT. Paling tidak dapat mendukung langkah-langkah pemerintah dalam memerangi tindakan terorisme,” ujar John Vincent.
Acara silaturahmi ini dihadiri langsung oleh Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar. para pejabat BNPT yang turut hadir dalam acara tersebut yaitu Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Direktur Pencegahan, Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, Direktur Deradikalisasi Prof Dr. Irfan Idris, MA, Kasubdit Kontra Propaganda, Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko dan Kasubdit Bina Luar Lapas Kolonel Sus. Solihudin Nasution