Jakarta – Berbicara di hadapan puluhan delegasi negara-negara sahabat dalam The General Briefing on Counter-Terrorisme yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), kepala BNPT Komjen Pol Tito M. Karnavian Ph.D menyatakan bahwa salah satu alasan utama dibalik muncul dan berkembangnya terorisme adalah ideologi radikal yang terus-menerus disebarkan melalui narasi-narasi sempit yang justru bertentangan dengan nilai-nilai agama, karenanya ia menegaskan bahwa perang melawan terorisme berarti pula perang melawan narasi-narasi kekerasan yang selama ini biasa digunakan oleh kelompok radikal.
Terorisme bukan saja tentang serangan-serangan brutal yang menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga keyakinan-keyakinan keliru tentang ajaran agama yang terus mengendap dalam pikiran dan hati sebagian masyarakat, dan hal ini tidak bisa dibiarkan. Upaya melawan narasi-narasi sempit yang biasa digunakan kelompok radikal untuk menebar kebencian dan permusuhan disebut Tito bukan saja berfungsi untuk memutus rantai penyebaran propaganda, tetapi juga untuk mendidik masyarakat melalui informasi-informasi yang benar terkait dengan agama, sehingga kedepan agama tidak lagi digunakan sebagai alasan untuk melakukan kekerasan.
Kontra-narasi radikalisme merupakan upaya mengimbangi narasi-narasi sempit kelompok radikal dalam menjelaskan perkara agama, sehingga masyarakat yang mengkonsumsi informasi memiliki pilihan dan penyeimbang sebelum akhirnya memutuskan untuk mempercayai informasi yang mereka terima. Hal ini penting karena melakukan kontra narasi berarti mematikan idiologi yang selama ini menjadi landasan pemikiran kekerasan.
“Ideologi hanya bisa dikalahkan dengan ideologi pula,” tutupnya.