Jakarta – Tiga terduga teroris yang diamankan tim Densus 88 Anti-Teror dari Universitas Riau (UNRI), ditengarai menjadikan gedung parlemen sebagai target serangan.
Salah satu terduga, yakni MNZ alias Zam-Zam, juga sudah diketahui punya hubungan kuat dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Dalam pemeriksaan, dia juga mengaku pernah mendapat pesanan merakit bom triacetone triperoxide (TATP) atau yang akrab disebut Mother of Satan.
“MNZ sudah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara dua terduga lagi yakni RB alias D dan OS alias K saat ini masih berstatus sebagai saksi. Ketiganya adalah alumni UNRI dan diduga menyerukan amaliah atau penyerangan terhadap gedung parlemen, baik DPR RI dan DPRD,” jelas Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto kepada wartawan, di Mabes Polri, (3/6).
“MNZ alias Zam-Zam juga terkait dengan jaringan teroris JAD yang menyerang Mapolda Riau pada 16 Mei lalu. Dia terkait jaringan terorisme atas nama Pak Ngah. Pak Ngah dan kelompoknya yang memesan bom TATP kepada MNZ,” lanjutnya.
Terkait dugaan seruan amaliah ketiga terduga untuk menyerang gedung parlemen, Ketua DPR, Bambang Soesatyo, mengaku bersyukur hal tersebut bisa diketahui lebih dini. Dia juga sangat mengapresiasi kinerja tim Densus 88 Anti-Teror yang berhasil meringkus ketiganya di UNRI.
“Tindakan teroris yang menjadikan gedung parlemen sebagai target serangan sangat tidak bisa dibenarkan. Kami sangat bersyukur aparat keamanan bisa cepat mendeteksi rencana tersebut,” ungkap Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/6).
“Tindakan teror tak ubahnya tindakan pengecut yang tak beradab. Saya yakin aparat hukum bisa segera memprosesnya. Terutama dalam menelisik lebih jauh keterkaitan mereka dengan organisasi teroris lainnya, terutama dari jaringan internasional,” lanjutnya.
Dikatakan, ditangkapnya terduga teroris di lingkungan kampus menjadi tamparan keras bagi sistem pendidikan di Indonesia. Kampus yang seharusnya menjadi sarang intelektual, malah menjadi sarang teroris yang mengancam keselamatan, keamanan, serta persatuan dan kesatuan.
Karena itu, imbaunya, generasi muda untuk menempuh pendidikan di berbagai jalur, mulai dari menengah sampai ke pendidikan tinggi, mulai sekarang wajib untuk membuka wawasan secara cermat dan tepat.
“Selalu kedepankan sikap kritis terhadap berbagai pemikiran dan ajaran baru yang masuk. Dan jangan sungkan juga untuk menolak upaya penyusupan dari orang-orang tak bertanggungjawab yang cuma ingin memperalat untuk kepentingan sesaat mereka,” tegas Bamsoet.