Tidak Ingin Aksi Teror Serupa Kampung Melayu berulang, Ini Langkah yang Diambil BNPT

Jakarta — Serangan teror bom bunuh diri yang terjadi di Kampung Melayu beberapa waktu lalu dinilai menjadi alarm penting tentang perlunya langkah cepat dan tepat dalam menanggulangi ancaman bahaya terorisme. Seperti disampaikan Kasubdit Pengamanan Obyek Vital dan Transportasi BNPT, Kolonel Mar. Purwanto Djoko Prasetyo, yang mengatakan bahwa adanya aksi bom bunuh diri di terminal Kampung Malayu pekan lalu menjadi gambaran betapa pentingnya apa yang dilakukan oleh pihak terminal jika terjadi hal seperti itu.

“Kami merasa betapa pentingnya apa yang harus dilakukan petugas terminal tersebut jika terjadi ancaman terorisme. Sehingga FGD penyususnan buku panduan SOP ini juga sebagai pedoman dan arahan bagi para pelaksana agar kegiatan dapat dilaksanakan secara optimal dan tepat sasaran,” kata Alumni AAL tahun 1992 ini

Pria yang merupakan alumni AAL tahun 1992 ini menjelaskan, maksud dari disusunya buku panduan tersebut sebagai pedoman bagi BNPT dan pemangku kepentingan lainnya dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam melakukan pengamanan terhadap kawasan Terminal Penumpang Angkutan Jalan dalam menghadapi ancaman terorisme.

“Yang tentunya memiliki tujuan untuk memudahkan petugas BNPT dan pemangku kepentingan lainnya dalam memahami dan menjalankan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya untuk melaksanakan pengamanan dan melakukan tindakan pencegahan dan penanganan lain yang diperlukan terhadap ancaman teorisme yang terjadi di kawasan objek vital ketenagalistrikan,” ujar pria yang dibesarkan di lingkungan pasukan elite, Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI-AL ini.

Untuk itu, pria yang dibesarkan di lingkungan pasukan elite, Intai Amfibi (Taifib) Marinir TNI-AL ini. mengatakan dengan adanya FGD tersebut dapat dihimpun saran dan masukan dari peserta diskusi yang berguna untuk penyempurnaan draft Buku Panduan Sistem Keamanan Terminal Penumpang saat FGD I sebelumnya, sehingga dapat dihasilkannya kesepakatan dan kesamaan tindakan dan prosedur dalam penentuan komponen standar pengamanan dan pedoman dalam mengidentifikasi ancaman.

“Tentunya dengan harapan dapat teraplikasinya SOP penanganan aksi teroris di Terminal Penumpang Angkutan Jalan sehingga dapat terjadi peningkatan sistem pengamanan di seluruh Lapas dan dapat terjalinnya sinergi dan koordinasi antara BNPT dengan stakeholder pengelola Terminal Penumpang Angkutan Jalan,” kata peraih gelar Adhy Makayasa dari Matra Aspek Laut ini mengakhiri.

Guna memaksimalkan penyusunan buku tersebut maka acara FGD ini penyusunan masing-masing buku panduan ini digelar di ruangan terpisah dengan dihadiri stakeholder atau pemangku kepentingan seperti perwakilan dari Sekolah-sekolah Internasional, Kepala Terminal dari berbagai daerah, Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri, Detasemen Khusus (Densus) 88, Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Pemadam Kebakaran, kalangan akademisi dan juga praktisi serta peneliti.