Jakarta – Usai kemenangan mengejutkan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dengan mengalahkan Hillary Clinton, publik dibanjiri dengan ucapan selamat abik dari pemimpin negara-negara lain, maupun –dan ini yang di luar dugaan—dari kelompok radikal teroris sekelas ISIS dan Al Qaeda.
Hanya saja, meski sama-sama mengucapkan selamat, ungkapan dari kelompok radikal teroris lebih berupa sindiran dan keyakinan bahwa di bawah pemerintahan Donald Trump, Amerika akan hancur dengan sendirinya. Sehingga mereka tidak perlu ‘repot-repot’ lagi melakukan serangan ke negeri Paman Sam itu; mereka cukup duduk diam dan menyaksikan kehancuran negara yang mereka musuhi tersebut.
Sebuah media yang terafiliasi dengan ISIS, al-Minbar, seperti dikutip oleh Washington Post, Kamis (10/11/2016), menulis, “Bersyukur kepada Tuhan, atas berkatnya Amerika kini berada di tangan orang seperti Trump”.
Sementara akun twitter yang diketahui pro dengan kelompok teroris Al Qaeda juga mengutarakan hal yang sama, “Kemenangan Trump membuat AS menjadi musuh nomor satu lagi bagi kami di Timur Tengah.”
(Donald) Trump akan menjadi pemimpin laiknya ‘orang-orangan sawah’ selama empat tahun ke depan, seperti Bush,” lanjut akun itu.
Salah satu pengguna twiter yang diketahui merupakan anggota ISIS menulis dengan lebih lantang, “Pada 9/11 AS diserang oleh Al-Qaeda dan pada 11/9 AS menghadapi bencana yang disebabkan oleh pilihan mereka sendiri.”