Foto: Kumparan

Tersangka Teroris Yang Akan Bom Istana Ngaku Aktivis Lingkungan

Jakarta – Salah satu tersangka teroris yang akan meledakkan bom di Istana Negara, Ahmad Romadlan alias Azam, mengaku aktivis lingkungan di tempat tinggalnya. Pengakuan itu terjadi saat sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Barat, Selasa (10/4/2018).

Selain Azam, sidang itu juga menghadirkan total sembilan terduga teroris. Mereka adalah bagian dari jaringan yang ditangkap Densus 88 di Bandung, Jawa Barat, Agustus 2017. Dalam sidang yang diagendakan untuk mendengar keterangan saksi, jaksa membacakan keterangan Ketua RT di Karanganyar, Jawa Tengah, tempat tinggal Azam.

Ketua RT bernama Bambang menyebutkan, Azam dikenal sebagai pengajar di sebuah pondok pesantren yang tidak banyak bergaul dengan warga sekitar rumahnya.

“Pengajar di Pondok Pesantren Salman Alfarisi, hubungan Azam dengan warga sekitar tertutup. Baru saya mengetahui bahwa Azam terlibat tindakan terorisme setelah polisi datang ke rumah mertuanya,” ujar jaksa Agung Pawoko saat membacakan keterangan saksi yang tidak dapat hadir.

Keterangan Ketua RT itu dibantah Azam. Dia mengaku hidup berbaur dengan warga sekitar rumahnya dan mengikuti kegiatan warga seperti bergotong-royong.

“Saya membaur, ikut membangun badan jalan, ikut kerja bakti. Saya juga ikut membangun jalan gereja,” ujar Azam dikutip dari kumparan.com.

Selain ikut bergotong royong, Azam mengungkapkan, ia juga turut serta di berbagai kegiatan pemerintahan desa. “Di belakang rumah saya ada gereja. Saya ikut membangun jalan di dekat gereja. Saya membaur, rapat RT saya ikut,” sebutnya.

Setelah mendengarkan sejumlah kerterangan saksi, sidang ditunda hingga Selasa (17/4) mendatang.

Penangkapan terduga teroris yang menargetkan Kompleks Istana Kepresidenan dibongkar Densus 88 dalam penggerebekan di Lereng Gunung Lawu, Dukuh Segodo, Karanganyar, Jawa Tengah pada 14 Agustus 2017.