Jakarta – Pada gelaran yang ke-16 ini, 16th ASEAN Senior Official Meeting On Transnational Crimes (SOMTC) yang berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta masih menjadikan terorisme sebagai salah satu bahasan utama. pertemuan rutin yang melibatkan seluruh anggota penegak hukum, pejabat negara dan juga badan yang ikut di dalam memberantas kejahatan internasional se Asia Tenggara ini menganggap terorisme sebagai kejahatan transnasional yang sangat berbahaya dan memerlukan penanganan secepatnya.
Pertemuan ini membahas berbagai masalah terkait keamanan Negara-negara Asean, khususnya terkait dengan kejahatan transnasional (transnational crimes). Terdapat 11 pokok bahasan yang menjadi agenda utama pertemuan ini, antara lain; drug trafficking, trafficing inmperson. Migrant smuggling.arm smuggling. Money loundring. International eco-crime. Sea piracy. Wildlife and timber trafficking.
Direktur pencegahan BNPT yang juga menjadi chairman dalam kegiatan ini, Brigjen Pol. Hamidin, menyatakan bahwa terorisme masih menjadi salah satu kejahatan dengan tingkat bahaya yang sangat tinggi. Hal itu dikarenakan terorisme hanya melandaskan tindakan brutalnya semata pada ideologi sempit.
“Terorisme tidak memiliki tujuan yang jelas, mereka (kelompok teroris, red) hanya menggunakan ideology,” terang jenderal bintang satu itu pagi ini, Rabu (25/05/16).
Ia berharap pertemuan ini dapat menghasilkan rekomendasi dan kerjasama nyata antar Negara-negara Asean dalam upaya penanggulangan terorisme. Hal itu seperti berbagi informasi terkait terorisme antar Negara, latihan bersama untuk peningkatan kemampuan, operasi gabungan, penempatan investigator untuk membedah jaringan kelompok terror, dll.
Seperti diberitakan sebelumnya, SOMTC ke-16 ini selain dihadiri negara anggota ASEAN, sejumlah negara di luar negara ASEAN dan organisasi internasional lain juga turut hadir, seperti Rusia, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, Amerika Serikat, India, Selandia Baru, Kanada, Uni Eropa, dan Asia Australia Program on Trafficking in Person (AAPTIP).