New York – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan bahwa aksi terorisme tidak akan bisa diakhiri sebelum akar permasalahkan ditemukan dan diatasi. Dia menyampaikan hal tersebut dalam pidato di sidang Majelis Umum PBB ke-73 di New York.
Menurut Mahathir, solusi bagi dunia saat ini bisa dimulai dengan mengakui pelanggaran hukum yang terjadi atas warga Palestina sekaligus menghentikan Israel melanggar beberapa aturan dunia.
“Perang melawan teroris tidak akan berakhir sampai akar penyebabnya ditemukan dan dicabut. Apa akar penyebabnya? Yaitu saat tanah Palestina dirampas oleh Israel pada 1948 silam,” kata Mahathir, dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (29/9).
“Warga Palestina dibantai dan dipaksa meninggalkan tanah mereka saat itu. Rumah dan ladang mereka dirampas,” tambahnya.
Mahathir mengatakan warga Palestina telah berusaha melawan perang konvensional dengan bantuan dari para tetangga. Namun, Israel dan sekutunya membuat usaha tersebut gagal.
Pada akhirnya, semakin banyak tanah Palestina yang dirampas. Sejalan dengan dirampasnya tanah Palestina, Israel terus melakukan pembangunan sekalipun Palestina menolak pembangunan di tanah mereka.
Sejak dunia gagal menanggapi masalah ini, Palestina dan para simpatisan memilih menggunakan jalur yang ekstrem.
“Sebelumnya Palestina sudah berusaha melawan dengan ketapel dan batu, namun mereka ditembak, ditangkap dan dipenjara,” ungkap Mahathir.
Mahathir menambahkan, bukan hanya kegagalan dunia dalam menghentikan serangan Israel, namun juga pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
“Ada yang salah dari pikiran masyarakat. Mematikan satu orang disebut pembunuh, namun mematikan banyak orang disebut pahlawan. Anehnya masih saja ada yang percaya bahwa perang bisa menghentikan konflik antar negara,” sesalnya.
Pidato Mahathir cukup menggugah hadirin. Dia menyampaikan pandangannya dalam satu sesi sidang bertajuk ‘Membuat PBB relevan bagi semua orang: Kepemimpinan global dan tanggung jawab bersama menciptakan masyarakat yang damai, adil dan berkelanjutan