Rembang – Teroris merupakan ektremisme yang ada di setiap agama dan menjadi bahaya laten yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Karena itu, terorisme itu bak penyakit kanker yang untuk sembuh harus menghilangkan akarnya.
Hal ini disampaikan Kepala Kankemenag Kabupaten Blora, M. Fatah mewakili Kakanwil Kemenag Jawa Tengah pada kegiatan Penguatan Moderasi Beragama, Jum’at (7/7/2023) di Hotel Pollos Rembang. Kegiatan ini digelar oleh Pusbimdik Khonghucu Kementerian Agama RI.
“Bahaya laten teroris itu masih ada. Mereka jalan terus. Seperti kanker di tubuh orang. Maka untuk membasminya harus dihilangkan hingga akar-akarnya,” kata Fatah.
Bahkan untuk meyakinkan seorang teroris kembali ke jalan yang benar, lanjut Fatah, butuh waktu berpuluh tahun lamanya.
Fatah menambahkan, masih banyak agama yang memiliki umat berpaham ekstrem. Menurutnya, teroris muncul karena didasari oleh sikap intoleransi. Yaitu pemikiran, pemahaman suatu kelompok yang tidak siap untuk menghargai yang lain.
Untuk mencegah terorisme ini, kata Fatah, perlu adanya penguatan Moderasi Beragama. Yaitu cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama. Caranya dengan mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum. Moderasi beragama ini berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Suparno menambahkan, ada empat dasar nilai-nilai moderasi beragama. Yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan penerimaan terhadap tradisi.
Plh Kakankemenag Rembang, Moh. Mukson menambahkan, Indonesia indah karena keberagaman yang Bersatu.
“Perbedaan bisa akita jadikan sebagai pemersatu. Untuk menjadi masyarakat yang harmonis ini dibutuhkan saling support satu dengan yang lain,” ungkapnya.
Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari, Jum’at – Minggu (7-9/7/2023).