Mantan Ketua Umum PP Muhamadiyah, Prof. Dr. Ahmad Syafi Maarif dalam dialog tentang Program Damai Dunia Maya yang diselenggarakan BNPT di Jogja Expo Center (JEC) 29/10/2015 mengatakan bahwa teroris bukanlah Islam akan tetapi ia adalah penghancur peradaban Islam. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin telah memainkan peran dalam sejarah peradaban dunia, akan tetapi setelah kelompok teroris muncul yang mengatasnamakan agama, Islam menjadi sasaran kritikan oleh semua masyrakat bukan saja di internasional akan tetapi juga di tengah-tengah masyarakat kita di tanah air.
Ia mengatakan bahwa teroris tidak memiliki hati dan perasaan karena ia dengan tega membantai dan membunuh sesama saudaranya. ISIS yang muncul di Suriah dan Irak menghantam sesama kelompoknya yaitu, Sunni karena orang-orang ISIS adalah Sunni bukan Syiah tetapi mereka membunuh dan membantai sesamanya Sunni. Karena itu, kehadiran ISIS justru menjadi malapetaka bagi umat Islam dan jika itu ISIS menjadi idola anak-anak muda Indonesia, maka ini merupakan sebuah kesalahahan fatal karena selain mengikuti organisasi yang sama sekali tidak mencerminkan Islam juga mengancam stabilitas negara Republik Indonesia sehingga harus diperangi secara bersama.
Menurut Buya Maarif bahwa seorang muslim harus membersihkan pikiran dan hati jika ia ingin menjadi muslim yang baik. Jika pikiran dan hati tidak baik maka kelakuan dan tindakan juga tidak baik seperti para teroris yang jelas sekali mereka tidak memiliki hati dan pikiran yang baik karena kelakuan dan tindakan yang merusak bagi orang lain.
ISIS lahir sebagai akibat dari perang dingin yang mengikutkan Blok Barat dengan Blok Timur. Pasca selesainya perang Afghanistan yang melibatkan AS dan Uni Soviet di Afghanistan maka pejuang-ejuang yang pernah mendukung AS saat perang di Afghanistan, mereka kehilangan pekerjaan dan tidak lagi menerima dolar sehingga harus membentuk kekuatan baru yang pada ujungnya terbentuk sebuah organisasi radikal di Timur Tengah.
Palestina merupakan salah satu pemicu munculnya terorisme karena konflik Palestina yang sudah beberapa tahun belum terselesaikan. Ini semua menjadi akar masalah yang kemudian memicu munculnya kelompok radikal di dunia Islam. Pemerintah harus mendalami kasus-kasus yang mengakibatkan munculnya radikalisme dan ekstrimisme di dunia islam yang bukan saja muncul di dunia Arab akan tetapi juga di tanah air
Syafii Maarif juga menilai tentang pentingnya bagi pemerintah untuk memelihara dan melindungi falsafah negara kita khususny Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45. Pemerintah juga harus melakukan langkah-langkah tegas terhadap upaya untuk memberantas kemiskinan dan menciptakan akses ke pendidikan yang lebih luas bagi anak-anak karena kebodohan dan kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi umat Islam dan kebodohan inilah yang mengakibatkan rentangnya umat Islam terhadap pemikiran-pemikiran radikal dan terorisme