Christchurch – Terdakwa kasus serangan teroris di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Brenton Harrison Tarrant akhirnya bertemu dengan keluarga para korban yang dia bantai satu tahun lalu. Brenton membantai 51 jamaah masjid saat mereka hendak menjalankan salat Jumat.
Mengenakan pakaian penjara abu-abu, Brenton memandangi mereka yang menyampaikan pernyataan dampak korban termasuk Maysoon Salama, ibu dari Ata Elayyan, penjaga gawang tim futsal Selandia Baru berusia 33 tahun yang terbunuh di masjid Al Noor.
Salama mengatakan bahwa dia tidak bisa sepenuhnya memaafkan Brenton. Dia kemudian mengatakan bahwa pria berusia 29 tahun itu telah kehilangan kemanusiaanya saat memutuskan untuk melakukan pembantaian tersebut.
“Saya tidak bisa memaafkan Kamu. Kamu memberi dirimu otoritas untuk mengambil jiwa dari 51 orang. Kejahatan kami satu-satunya di mata Anda adalah bahwa kami adalah Muslim,” katanya, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (24/8/2020).
“Anda membunuh kemanusiaan Anda sendiri dan saya tidak berpikir dunia akan memaafkan Anda atas kejahatan Anda yang mengerikan. Semoga Anda mendapatkan hukuman terberat atas perbuatan jahat Anda di kehidupan ini dan di akhirat,” sambungnya.
Sementara itu, Gamal Fouda, imam masjid Al Noor, mengatakan kepada Brenton bahwa dia salah arah dan disesatkan.
“Saya dapat mengatakan kepada keluarga teroris bahwa mereka telah kehilangan seorang putra dan kami juga telah kehilangan banyak dari komunitas kami. Saya menghormati mereka karena mereka menderita seperti kita,” ungkapanya.