Papus – Pilot pesawat Susi Air, Kapten Philips Marks Merthens masih menjadi sandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Penyanderaan WN Selandia Baru tersebut telah memasuki hari ke-20.
Kelompok penyandera itu justru meminta agar Philips ditukar dengan sejumlah amunisi dan senjata api. Hal tersebut diungkap Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri di Timika, Kamis 23 Februari 2023 lalu.
Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin pun menilai jika permintaan itu tidak relevan. Sebab, kata Hasanuddin, negara menganggap KKB sebagai kelompok kejahatan yang terorganisir.
Sehingga, sudah sepatutnya negara menolak permintaan para penyandera. Menurut Hasanuddin, tidak mungkin negara melakukan pembebasan dengan menukar barang atau materi lainnya.
“Jadi tidak mungkin kemudian menegokan kejahatannya dengan barang atau materi apapun. Jadi pada prinsipnya menurut saya, negosiasi dengan meminta senjata dan amunisi, kemudian dengan nanti dinegokan dengan dikembalikannya pilot, sangat tidak relevan dan tidak perlu diikuti,” kata Hasanuddin, dikutip Okezone, Senin (27/2/2023).
Politikus PDIP yang juga pensiunan perwira TNI AD, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin itu menjelaskan jika negara harus berani mengambil risiko apapun dalam operasi pembebasan Pilot Susi Air, termasuk menolak permintaan barter dari KKB.
Sebab, kata Hasanuddin, jika permintaan tersebut dikabulkan, maka kelompok kriminal itu akan mencari sandera lain untuk diperjualbelikan melalui negoisasi yang menguntungkan kelompoknya.
“Semua risikonya, semua tindakan kegiatan yang akan dilakukan oleh negara, dalam hal ini Indonesia, itu selalu ada resikonya. Dan semua harus berani mengambil resiko itu,” ucapnya.
“Sekali kita mengikuti kemauannya, itu akan terus saja apapun dijadikan sandera untuk diperjualbelikan dengan melalui negoisasi yang menguntungkan untuk kelompok mereka,” pungkasnya. (