Teroris Gunakan Pandemi Covid-19 Untuk Sebarkan Ketakutan dan Polarisasi Masyarakat Eropa

Brussels – Kelompok-kelompok teroris mencoba menggunakan pandemi Covid-19 untuk menyebarkan ketakutan dan mempolarisasi masyarakat di seluruh Uni Eropa (UE). Temuan ini diungkapkan oleh Badan kepolisian Uni Eropa, Europol, Selasa (22/6/2021).

Dilaporkan RT, Europol, telah memperingatkan bahwa pandemi sedang dieksploitasi oleh teroris untuk menyebarkan propaganda kebencian dan memperburuk ketidakpercayaan.

Melihat dampak Covid-19 pada terorisme, pejabat Europol menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh individu yang berusaha menggunakan kekacauan yang disebabkan oleh pandemi untuk mengikis struktur demokrasi, menyebarkan ketakutan, dan mempolarisasi masyarakat.

Pada tahun 2020, organisasi teroris berusaha memanfaatkan pandemi global untuk menyebarkan propaganda kebencian dan memperburuk ketidakpercayaan pada lembaga publik.

Sepanjang tahun, 57 serangan teroris diselesaikan, gagal atau digagalkan di negara-negara anggota UE, menyebabkan 21 kasus kematian, dan mengakibatkan 449 penangkapan atas dugaan pelanggaran terkait terorisme.

Dampak pandemi global lebih mempercepat polarisasi wacana politik di UE. Menurut Europol, teroris berusaha mengambil keuntungan dari perkembangan ini untuk mencemari iklim sosial dengan ideologi kekerasan.

Komisaris Eropa untuk Urusan Dalam Negeri, Ylva Johansson dan Catherine Direktur Eksekutif Europol, De Bolle langsung menyikapi peningkatan penggunaan aktivitas digital oleh teroris untuk mempromosikan pandangan ekstremis.

“Di dunia, yang telah menjadi jauh lebih digital, menargetkan penyebaran kebencian dan ideologi kekerasan yang tersebar secara online adalah suatu keharusan,” kata De Bolle dalam siaran pers.

Europol menyatakan laporan tahunannya tentang terorisme menggunakan informasi yang diberikan oleh pihak berwenang di 27 negara anggota. Laporan ini mengumpulkan gambaran situasi di seluruh UE, termasuk data tentang serangan dan penangkapan terkait.

Paparan Europol ini adalah laporan kedua dalam beberapa pekan terakhir untuk memperingatkan bahwa pandemi Covid telah meningkatkan risiko terorisme. Komite Kontra-Terorisme Dewan Keamanan PBB menyatakan bahwa wabah itu kemungkinan telah meningkatkan pendorong mendasar dan faktor struktural yang seringkali kondusif terhadap terorisme.