Teror Serangan Pisau di Prancis, Dua Orang Tewas

Romans-sur-Isere – Dua orang tewas dan lima lainnya luka-luka dalam serangan pisau di Prancis tenggara, Sabtu, (4/4) waktu setempat.

Menteri dalam negeri Prancis menggambarkan peristiwa itu sebagai insiden teroris, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu, (5/4).

Saksi mata mengatakan, penyerang memasuki toko tembakau di kota Romans-sur-Isère, dekat Grenoble, dan menikam pemilik dan pelanggan toko.

Dia kemudian pergi ke toko tukang daging terdekat dan menyerang lebih banyak orang.

Seorang tersangka, yang digambarkan di media Prancis sebagai lelaki berusia 33 tahun dari Sudan, telah ditangkap.

Pada saat penangkapannya, penyerang “ditemukan berlutut di trotoar berdoa dalam bahasa Arab,” kata jaksa penuntut.

Pria itu tidak diketahui oleh polisi atau badan intelijen, situs web berita France Bleu melaporkan.

Motif untuk serangan itu masih belum jelas, tetapi Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengatakan dalam kunjungannya ke kota: “Seorang pria memulai aksi teroris.”

Castaner mengatakan, Kejaksaan Nasional Anti Teror Prancis akan menyelidiki apakah penyerang bertindak sendiri atau memiliki sokongan.

Dalam sebuah pernyataan, kantor kejaksaan mengatakan penyelidikan awal menunjukkan penyerang memiliki “jalur pembunuhan yang bertujuan untuk secara serius mengganggu ketertiban umum dengan intimidasi atau teror.”

Selama pencarian di rumah tersangka, “dokumen tulisan tangan dengan konotasi keagamaan ditemukan,” katanya.

Jaksa mengatakan mereka melakukan penangkapan terhadap orang kedua pada hari Sabtu yang, menurut France Bleu, tinggal bersama penyerang. Dua dari yang terluka dikatakan dalam kondisi kritis.

Presiden Emmanuel Macron menggambarkan serangan itu sebagai insiden “keji” yang selanjutnya membuat sedih sebuah negara yang sudah mengalami cobaan berat.

“Simpatiku untuk para korban serangan Romawi-sur-Isère – yang terluka, keluarga mereka,” tweetnya.

Macron berjanji bahwa “cahaya akan dicurahkan” pada kejahatan.

Prancis saat ini tengah lockdown karena pandemi virus corona. Orang-orang hanya diperbolehkan membeli kebutuhan pokok atau untuk berolahraga.

Negara ini telah siaga tinggi sejak 2015, ketika Paris dilanda serangkaian serangan yang dikaitkan dengan kelompok teroris Islamic State (ISIS).