Jakarta – Kemenangan Donald Trump dalam pemlihan presiden Amerika Serikat dimanfaatkan oleh banyak kelompok radikal dan teroris untuk melakukan propaganda. Tidak tanggung-tanggung, kelompok-kelompok garis keras yang terbentang mulai kawasan Afghanistan hingga Al Jazair kompak menggunakan kabar kemenangan Trump sebagai bahan propaganda.
Petinggi kelompk Taliban dan ISIS misalnya, sama-sama beranggapan bahwa kebencian Trump terhadap Islam yang berulang kali ia gaungkan di tiap kampanye politiknya justru memberi ‘bantuan besar’ untuk mereka dalam menebarkan propaganda anti Barat dan melakukan rekrutmen anggota baru.
Dikutip dari dw.com, Selasa (15/11/16), Abu Omar Khorasani, salah seorang komandan ISIS di Afghanistan mengatakan kepada Reuters. “Dia adalah seorang maniak. Kebenciannya terhadap muslim akan memudahkan pekerjaan kami karena kami bisa merekrut ribuan orang baru.”
Trump memang kerap menggunakan sentimen anti Islam dalam banyak kampanye politik yang ia lakukan, Trum misalnya, pernah mengusulkan untuk memberlakukan larangan masuk kepada umat muslim yang berasal dari negara-negara yang ‘tercatat’ pernah mengekspor teroris. Ia pun yakin bisa mengalahkan teror radikal Islam dengan caranya itu.
Terpilihnya Trump sebagai orang nomor satu di negeri Paman Sam itu memang langsung disambut dengan semangat anti Barat oleh kelompok radikal dan teror. ISIS bahkan menyebut Trump seperti keledai yang akan menghancurkan dirinya sendiri (lihat: damailahindonesiaku.com).
Dengan naiknya sentimen anti Barat ini, kelompok radikal dan teror yakin mereka akan dapat meraih simpati massa yang lebih besar. Artinya, upaya rekrutmen akan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dan ini semua, merupakan ‘jasa trump’ untuk kelompok teror.