Antwerp – Seorang diplomat Iran Assadollah Assadi (49) dinyatakan bersalah atas perencanaan serangan bom terhadap aksi oposisi Iran di luar Paris, Prancis, tahun 2018 lalu. Akibat perbuatannya, Pengadilan Belgia menjatuhkan vonis penjara selama 20 tahun.
Dilansir AFP, Kamis (4/2/2021), saat terjadi serangan bom itu, Assadi bertugas di misi diplomatik Iran di Austria. Rencana serangan itu digagalkan dan Assadi ditangkap di Jerman, di mana dia tidak memiliki kekebalan diplomatik, pada Juli 2018.
Assadi didakwa atas percobaan pembunuhan yang bersifat teroris dan terlibat dalam aktivitas kelompok teroris. Pengadilan itu dilakukan di Antwerp, Belgia, bersama tiga terdakwa lain yang menjadi kaki tangannya.
Pengadilan Belgia menyatakan Assadi bersalah telah memasok peledak untuk rencana serangan bom itu. Assadi divonis 20 tahun penjara oleh pengadilan Belgia atas keterlibatannya dalam rencana serangan itu.
Dua terdakwa lainnya, pasangan Nasimeh Naami (36) dan Amir Saadouni (40), didakwa menerima peledak TATP seberat setengah kilogram dan sebuah detonator dari Assadi. Naami divonis 18 tahun penjara dan Saadouni divonis 15 tahun penjara.
Satu terdakwa lainnya, seorang penyair Iran bernama Mehrdad Arefani, didakwa karena menjadi pemandu bagi Naami dan Saadouni dalam rally oposisi itu. Dia divonis 17 tahun penjara oleh pengadilan.
Ketiga kaki tangan Assadi yang berstatus kewarganegaraan ganda Iran-Belgia itu, juga dicabut status warga negara Belgia oleh pengadilan.
Kasus ini sempat memicu ketegangan antara negara-negara Eropa dengan Iran, terutama Prancis menuduh dinas intelijen Iran ada di balik rencana serangan itu. (