Kairo – Kelompok teroris ISIS, mengancam akan menyerang Amerika Serikat (AS) sebagai balasan atas keputusan Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Ancaman itu dikeluarkan oleh pendukung kelompok teroris ISIS melalui media sosial mereka.
Pesan ancaman itu secara cepat menyebar melalui akun layanan pesan cepat Telegram yang berjudul “Tunggu kami, ISIS di Manhattan.” Dalam pesan ancaman tersebut, kelompok ekstremis itu juga ditampilkan gambar Times Square di New York dan bom yang terhubung dengan detonator.
“Kami akan melakukan banyak serangan ke tanah kalian (AS) sampai pada detik terakhir dan kami akan membakar kalian dengan api perang seperti yang telah kalian lakukan di Irak, Yaman, Libya dan Suriah dan Afghanistan. Tunggu saja karena pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel akan membuat bom meledak di tempat kalian,” bunyi pesan tersebut yang dikutip dari ‘reuters’ Jumat (15/12/2017).
Kekuatan ISIS sendiri di Timur Tengah diketahui menurun drastis pada tahun ini. Sebagaian besar wilayah yang dikuasai ISIS berhasil direbut kembali di Irak dan Suriah. Namun, militan ISIS tetap mengklaim bahwa mereka telah berhasil melakukan serangan mematikan di berbagai wilayah termasuk Timur Tengah, Eropa, Afrika, Asia dan AS.
Pada Senin lalu, Terminal Subway Manhatan, New York, dilanda teror bom bunuh diri yang dilakukan seorang warga keturunan Bangladesh, Akayed Ullah. Namun bom itu gagal meledak sebagaimana mestinya dan hanya melukai pelaku serta empat orang lainnya.
Alkayed Ullah mengaku melancarkan aksinya terinspirasi dari ISIS meski dia tak punya hubungan langsung dengan kelompok tersebut. Bom terlalu lemah untuk menghancurkan pipa serta melontarkan baut di dalamnya yang memiliki efek mematikan. Dia masuk ke AS pada 2011 sebagai imigran dan tinggal di Brooklyn bersama ibu, saudara perempuan, dan dua saudara laki-lakinya.