Berlin – Aparat kepolisian Jerman menggerebek sejumlah lokasi di Berlin dan negara bagian Brandenburg untuk mencari bukti dugaan tindak pidana terorisme yang dituduhkan kepada organisasi Muslim Salafi, Jemaah Berlin atau Tauhid Berlin.
Dikutip dari Associated Press, Kamis (25/2), Kepolisian Jerman mengerahkan 850 anggota, termasuk unit khusus, untuk menggerebek sejumlah apartemen yang dihuni anggota organisasi itu.
Menteri Dalam Negeri Negara Berlin, Andreas Geisel, menetapkan Jemaah Berlin sebagai organisasi terlarang. Penyebabnya adalah organisasi itu diduga mengusung ideologi radikal mirip seperti kelompok teroris ISIS.
Organisasi itu, kata Geisel, terdiri dari dua kelompok yakni khusus laki-laki dan perempuan. Mereka kerap menggelar pengajian di kediaman anggota dan taman kota, dan menyebarkan ajarannya melalui selebaran.
“Larangan terhadap organisasi itu adalah sinyal bagi kelompok ekstremis agama lain. Kami akan memerangi terorisme hingga ke akarnya. Kami tidak akan membiarkan ajaran teror disebarkan dan mengagungkan kelompok teror ISIS,” kata Geisel.
Menurut pernyataan pemerintah, organisasi itu menyebarkan ajaran anti-Yahudi dan membolehkan melakukan aksi teror terhadap warga sipil.
Penggerebekan itu bertujuan mencari barang bukti tindak pidana terorisme. Sampai saat ini belum ada laporan aparat menangkap terkait dugaan itu.
Kelompok itu juga pernah berhubungan dengan warga Tunisia, Anis Amri, yang menjadi pelaku teror di pasar Natal Berlin pada 2016 silam. Saat itu Amri membajak sebuah truk dan sengaja menabrak sejumlah orang yang berada di pasar itu, sebanyak 12 orang meninggal terkait insiden itu.
Jumlah penganut Salafi di Jerman terus meningkat. Pada 2019 lalu tercatat ada 12.150 pengikut Salafi di Jerman.