Teheran – Pemerintah Iran, melalui pasukan revolusinya, angkat suara terkait serangan yang terjadi pada Rabu siang, (07/06/17). Mereka menuding Arab Saudi dan AS sebagai penyebab dari serangan yang menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 46 orang lainnya. Hal ini diungkap dalam sebuah pernyataan yang secara jelas menunjukkan bahwa mereka menyalahkan Arab Saudi dan AS atas pecahnya serangan yang menggoncang ketenangan warga Iran. Mereka tetap bersikukuh dengan sikapnya ini meski ISIS telah terang-terangan mengklaim bertanggungjawab atas aksi teror ini.
Tensi di Negara-negara Timur Tengah dilaporkan meninggi, utamanya setelah presiden AS, Donald Trump melakukan kunjungan ke wilayah itu. Dala kunjungan itu Donald Trump secara khusus memberi pujian dan semangat kepada Arab Saudi, yang merupakan rival utama Iran. Belum lama ini, Arab Saudi memimpin koalisi negara-negara Sunni mengisolasi Qatar, negara kecil di kawasan teluk yang memiliki hubungan baik dengan Iran.
Sementara itu, Amerika Serikat turut memberikan respon keras atas serangan teror yang terjadi di Teheran. Mereka mengutuk serangan ini dan menyebut bahwa terorisme harus dilawan. “AS mengutuk serangan teror yang terjadi di Teheran hari ini,” ungkap department dalam negeri AS seperti dikutip dari nytimes, Kamis (08/06/17). “Kebejatan aksi teror tidak memiliki tempat di dunia yang damai dan beradab,” tambah pernyataan tersebut.
Serangan yang melibatkan 11 pelaku itu terjadi di dua tempat berbeda di kota Teheran, yakni di gedung parlemen Iran dan mausoleum Ayatollah Ruhollah Khomeini yang digelari sebagai bapak revolusi Iran 1979. Monumen makam Ayatollah telah lama menjadi magnet untuk para wisatawan, karenanya serangan yang terjadi selama berjam-jam ini disebut sangat mengangetkan.