Moskow – Presiden Vladimir Putin pada Minggu, (29/12) lalu, berterima kasih kepada Presiden Donald Trump karena Amerika Serikat (AS) membantu Rusia memberikan laporan intelijen plot serangan teroris di St. Petersburg.
Kantor berita Rusia mengutip Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB) yang mengatakan bahwa berkat informasi itu, dua orang Rusia ditahan pada 27 Desember karena dicurigai merencanakan serangan selama perayaan Tahun Baru di St. Petersburg, dikutip dari Reuters, (30/12).
Kremlin mengatakan, Putin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Trump selama panggilan telepon pada hari Minggu karena mendapat informasi dari intelijen AS. Namun, tidak disebut informasi apa yang diberikan kepada Rusia.
Panggilan telepon ini adalah yang pertama antara Putin dan Trump sejak Juli, yang diprakarsai oleh Rusia. Gedung Putih belum merilis pernyataannya terkait panggilan telepon ini dan belum memberikan komentar tambahan pada percakapan antara keduanya.
Hubungan diplomatik antara Washington dan Moskow penuh dengan perselisihan dari Ukraina sampai isu Suriah dan tuduhan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS. Tetapi Trump dan Putin telah berhasil menjaga jalur pribadi tetap terbuka.
Pada 2017, Putin juga menelepon Trump untuk mengucapkan terima kasih atas informasi yang menurut Rusia membantu mencegah serangan bom di sebuah katedral di St Petersburg. Rusia telah berulang kali menjadi sasaran serangan oleh kelompok-kelompok militan termasuk ISIS.
Pernyataan Kremlin hari Minggu mengatakan Putin dan Trump setuju untuk melanjutkan kerja sama bilateral untuk mengatasi terorisme.
Dikutip dari CNN, Trump juga berulang kali menolak tuduhan bahwa Putin menggunakan kekerasan terhadap lawan-lawannya, dengan mengatakan pada 2015, “Saya belum melihat bukti bahwa ia membunuh siapa pun, seperti yang disebut reporter.”