Terkait Pernyataan Ada 3.000 Teroris di Sumbar, Al Chaidar Siap Bertanggung Jawab

Padang – Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, menyatakan dirinya siap mempertanggungjawabkan pernyataannya perihal ada 3.000 bibit teroris di Sumatera Barat. Jumlah yang diungkapkannya itu diambil dari kumpulan database yang berasal dari penelitian time series data akusisian.

“Database itu kita kumpulkan terus menerus. Data base yang kita buat tentang terorisme di Indonesia. Data base itu kita kumpulkan secara time series namanya, data akusisiannya,” kata Al Chaidar sebagaimana dikutip langkan.id, Minggu (19/8).

Dikatakan, setelah data base itu dikumpulkan terus menerus kemudian dilakukan pengkajian. Pengkajian yang dimaksud seperti mencari daerah-daerah mana, kelompok apa, melihat berapa orang jumlah keluarga, serta jumlah jamaah.

“Kemudian kita juga kompilasikan dengan beberapa data dari pengadilan. Kita juga kompilasikan lagi dengan data misalkan ada wawancara-wawancara atau lewat internet dan email,” ujarnya.

Menurut Al Chaidar, penelitian itu telah dilakukan sejak tahun 2014 hingga sekarang. Dalam rentan waktu itu, penelitian khusus kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

“Kalau untuk JAD (penelitian) 2014 sampai 2018, kalau untuk keseluruhan sejak tahun 2000 kita sudah mulai. Keseluruhan itu yaitu tiga jaringan itu misalkan Jamaah Islamiyyah, JAD, dan lain-lain. Jadi sudah kita kumpulkan sejak tahun 2000,” ujarnya.

Terkait pusat pelatihan teroris yang juga ada di Sumatera Barat, dia mengungkapkan hal tersebut juga berdasarkan data penelitian time series data akusisian itu.

“Iya dari data-data itu, wawancara ketemu orang dari data pengadilan kemudian berita-berita internet. Jadi bisa dipertanggungjawabkan, sangat bisa,” katanya.

Dia juga membandingkan bahkan pada tahun lalu di Provinsi lain seperti di Jawa Barat juga terdapat 3.000 simpatisan teroris. Bahkan, di Jawa Timur mencapai 5.000.

“Itu bahkan JAD saja, juga ada di internet dan ketemu orang memang begitu datanya,” ujarnya.

Al Chaidar mengaku siap untuk memenuhi panggilan pihak kepolisian. Ia akan membawa data-data ribuan simpatasin teroris di Sumatera Barat tersebut.

“Ya selanjutnya saya akan atur jadwal untuk bisa ke sana (Sumatera Barat). Kalau memang sudah dipanggil dan memenuhi unsur delik penghinaan, perbuatan tidak menyenangkan atau apa gitu, menyebar fitnah,” tegasnya.