Terinspirasi ISIS, Remaja di Singapura Diduga Rencanakan Penusukan

Singapura – Singapura menangkap seorang remaja laki-laki yang diduga
merencanakan serangan teror yang terinspirasi kelompok mengatasnamakan
Kelompok (IS/ISIS). Hal itu disampaikan Menteri Dalam Negeri
Singapura, Kasiviswanathan Shanmugam, Sabtu (19/10/2024). Dilansir
AFP, ia menambahkan bahwa rencana itu adalah “kecelakaan yang sangat
fatal”.

“Saya katakan ini adalah tindakan yang sangat berisiko. Beruntung
sekali ISD (Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura) menangkapnya
tepat waktu,” kata Shanmmugam kepada wartawan.

Shanmugam menjelaskan, remaja berusia 17 tahun itu awalnya menyaksikan
propaganda ISIS yang mengagungkan serangan pisau. Kemudian, ia
mengunjungi pinggiran kota untuk melatih serangannya sebelum dia
ditangkap Agustus lalu.

“Dia cukup serius karena dia benar-benar berlatih gerakan menusuk
dengan gunting. Dia memeriksa bagian mana yang akan menyebabkan
kematian – pada dasarnya area leher – jadi dia berlatih memukul
leher,” katanya menjelaskan.

Remaja tersebut diduga merencanakan aksi penusukan yang bertepatan
dengan liburan sekolah pada September, ketika Singapura akan dipadati
orang. Ia kini ditahan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri
Singapura.

ISD mengatakan remaja tersebut terpapar materi-materi ekstremis daring
yang diunggah oleh ISIS. Materi-materi tersebut diunggah setelah
operasi Hamas terhadap Israel, Oktober tahun lalu. Demikian
disampaikan ISD dalam pernyataan yang dirilis.

“Dia bergabung dengan berbagai grup daring yang memberikan informasi
terkini tentang aktivitas ISIS dan mempercayai retorika ISIS yang
mempromosikan penggunaan kekerasan untuk mendirikan kekhalifahan
Islam,” kata ISD.

ISD menambahkan, Januari lalu, pemuda tersebut telah menjadi pendukung
setia ISIS. Ia bercita-cita untuk mati syahid saat berjuang untuk
kelompok tersebut.

Menurut ISD, ia bersumpah setia kepada ISIS dan bermaksud pergi ke
Suriah untuk bertempur di sana, Remaja tersebut disebut bertindak
sendiri, karena ia tidak mampu memengaruhi orang lain.

Departemen itu menyebut, keluarganya sempat memergoki dia menonton
video penceramah yang ekstremis dan menyarankannya untuk berhenti.
Namun ia tetap melanjutkan aktivitasnya, sembari menggunakan kode
sandi saat membahas keyakinannya secara daring.