Terduga Teroris Merauke Telah Baiat ke ISIS dan Berencana Bom Gereja dan Kantor Polisi

Jakarta – Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap 13 terduga teroris di Merauke, Papua, Jumat pekan lalu. 10 dari 13 terduga teroris itu telah melakukan sumpah setia atau baiat ke kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka berencana melakukan aksi teror ke gereja dan kantor polisi di Merauke.

” 10 orang itu sebagai kelompok Ansharut Daulah yang ada kaitannya dengan ISIS. Mereka juga mengikuti latihan fisik (i’dad) di sana menggunakan senjata,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono seperti dikutip dari Antara, Selasa (1/6/2021).

Adapun 10 terduga teroris yang diamankan yakni AK, SB, ZR, UAT, DS, SD, WS, YK, AP dan IK, dari 10 orang ada pasangan suami istri yakni AP dan IK (perempuan). Penangkapan kembali berlanjut pada Minggu (30/5), Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap satu lagi anggota jaringan teroris Ansharut Daulah di Merauke.

Menurut Argo, dilihat dari nama-nama 10 terduga teroris di Merauke tersebut merupakan orang dari Jawa dan dari Sulawesi, yang sudah tinggal lama di Merauke. Penangkapan terhadap mereka merupakan rentetan dari pada penangkapan terduga teroris yang dilakukan di Sulawesi Selatan.

“Ada beberapa barang bukti yang ditemukan di sana seperti senapan angin, senjata tajam, dan juga ada peralatan panah,” kata Argo.

Selain itu, petugas juga menemukan beberapa cairan dan peralatan serta bahan kimia lainnya. Semua barang bukti tersebut masih dalam pendalaman mencari tahu isi kandungannya.

“Kemudian juga ada dari 10 orang ini tergabung dalam kelompok menggunakan grup WhatsApp atau Telegram yang isinya mengandung unsur radikal,” kata Argo.

Kelompok JAD Merauke ini, kata Argo, merencanakan aksi teror di Gereja Merauke, Polres Merauke dan Satlantas Merauke.

“Sasarannya itu melakukan aksi teror ada di Polres, ada di gereja dan ada di Satlantas Polres,” kata Argo.

Kesepuluh orang yang diamankan masuk dalam jaringan Anshor Daulah dan tersangkut dalam kasus bom bunuh diri awal Januari lalu di Makassar. Para terduga teroris itu memang sering ke Makassar dan ada yang terkait kasus bom bunuh diri.