Maluku – Hasil penelitian lembaga kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) tahun 2011 tentang radikalisasi di kalangan pelajar menyebutkan bahwa hampir 50 persen pelajar menyetujui tindakan radikal atas nama agama. Beberapa pengamat terorisme menyebut ini dikarenakan kondisi rentan anak-anak muda terhadap masuknya paham kekerasan bernuansa agama.
Untuk itu BNPT terus berupaya melakukan pencegahan bahaya paham radikal dan teror di kalangan anak muda, namun tentu dengan tetap memperhatikan kondisi anak-anak muda yang masih asik dengan pergulatannya. Alih-alih memberikan pidato atau pengajaran terkait bahaya radikalisme, BNPT menggandeng anak-anak muda untuk melawan radikalisme dan terorisme melalui media dan cara-cara yang mereka sukai.
Seperti yang dilakukan BNPT di Maluku hari ini, Kamis (03/11/16). Bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Maluku, BNPT mengajak anak-anak muda pelajar tingkat SMA, SMK, MAN dan Sederajat se-Provinsi Maluku untuk nonton bareng dan berdialog tentang film yang mengangkat tema “Kita Boleh Beda”.
Dijelaskan oleh Ishaka lalihun, koordinator bidang Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan FKPT Provinsi Maluku, kegiatan ini dimaksudkan untuk membangkitkan sebuah gerakan cinta damai dengan penghargaan pada keberagaman.
“Kata kunci dari tema kita boleh beda adalah bicara tentang sebuah gerakan. Kegiatan lomba dan dialog film ini sebagai iktiar kolektif seluruh bangsa. Karena itu, kegiatan pemberdayaan pemuda dan perempuan ini tidak bisa dipandang hanya sebagai sebuah program semata. Kita mengajak semua elemen untuk terlibat termasuk guru, orangtua, masyarakat,” jelasnya.
Ishaka menambahkan, kerjasama antara BNPT dengan FKPT ini perlu dilanjutkan, terlebih karena kegiatan seperti ini terbukti efektif menarik kinat anak-anak muda untuk lebih mengerti arti penting keberagaman dan menjaga Indonesia.