Kabul – Presiden Afghanistan Ashraff Ghani dan pejabat tinggi negara mendapat serangan roket tiga kali saat melaksanakan Salat Idul Adha di komplek Istana Presiden, Selasa (20/7/2021). ISIS mengklaim bertanggungjawab atas serangan itu.
Otoritas keamanan Afghanistan terus bergerak mengejar pelaku serangan tersebut. Namun dari hasil pengejaran itu, pelaku ternyata dari kelompok Taliban. Hal itu terungkap setelah tentara Afghanistan berhasil menangkap empat orang anggota Taliban, termasuk seorang komandan yang melakukan serangan roket saat salat Idul Adha berlangsung beberapa waktu lalu.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan polisi telah menangkap empat orang Taliban dalam sebuah operasi di Kabul. Mereka ditangkap karena menjadi dalang di balik serangan Idul Adha, yang awalnya diklaim ISIS.
“Seorang komandan Taliban, Momin, bersama dengan tiga orang lainnya, telah ditangkap. Mereka semua kelompok Taliban,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Mirwais Stanikzai kepada wartawan dalam sebuah pesan video, seperti dilansir AFP, Minggu (25/7/2021).
Menurut jubir tersebut, Momin merupakan pelaku utama serangan roket. Kelompok tersebut juga dilaporkan terlibat dalam serangan lainnya.
Saat Salat Idul Adha di Istana Presiden itu, setidaknya tiga roket mendarat di dekat Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul. Saat itu, Presiden Ashraf Ghani dan para pejabat tingginya sedang melangsungkan salat Idul Adha di lapangan terbuka di halaman kompleks Istana Kepresidenan. Meski terdengar suara ledakan di sejumlah titik, Presiden tetap melanjutkan salat.
“Insiden itu gagal mengganggu salat Ied yang digelar di Istana Kepresidenan,” sebut seorang pejabat Kemendagri kepada kantor berita Xinhua.
Serangan di Istana juga terjadi pada tahun lalu, dimana saat itu ratusan orang berkumpul untuk pelantikan Ghani sebagai presiden dalam dua periode. Serangan itu juga diklaim oleh ISIS.
Dalam beberapa tahun terakhir saat libur umat islam berlangsung, Taliban kerap mengumumkan gencatan senjata, menawarkan kelonggaran kepada warga Afghanistan agar apat mengunjungi keluarga dengan relatif aman. Namun tahun ini, pihak Taliban tidak menawarkan hal serupa.
Untuk mengendalikan peningkatan kekerasan akibat serangan Taliban, otoritas Afghanistan memberlakukan jam malam di 31 dari 34 provinsi di negara itu, kecuali Kabul, Panjshir dan Nagarhar. Aturan tersebut berlaku mulai Sabtu (24/7/2021).