Jakarta – Kelompok separatis teroris (KST) yang oleh TNI kini disebut
sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus menebar teror di wilayah
Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Kali ini, kelompok yang
bergerak di bawah kendali Egianus Kogoya itu menyerang pos TNI di
Kampung Paro, Distrik Kenyam. Dalam kontak tembak dengan Komando
Operasi TNI Habema (Koops Habema) tersebut, dua anggota OPM terluka.
Informasi itu disampaikan TNI melalui keterangan resmi, Sabtu (20/4).
Perwira Penerangan Koops Habema Letkol Arh Yogi Nugroho menyampaikan,
OPM di bawah komando Egianus Kogoya memang sering berulah di Nduga.
Mereka beraksi sejak awal 2024.
”Menindaklanjuti penyerangan tersebut, Koops Habema melaksanakan
penindakan terhadap OPM,” ungkap perwira menengah dengan dua kembang
di pundak itu. ”Dua orang anggota OPM tertembak, namun berhasil
melarikan diri,” imbuhnya.
Meski tidak bisa menangkap dua anggota OPM tersebut, petugas berhasil
mengamankan sejumlah senjata api dan amunisi yang bisa dipakai OPM di
Nduga. Senjata api itu terdiri atas sepucuk pistol FN berikut
magasinnya, sepucuk senapan SS-2, dan 27 butir amunisi kaliber 5,56
milimeter.
Selain itu, diamankan pula bendera bintang kejora, sebuah busur,
beberapa anak panah tradisional, sepasang parang, dan sebuah noken.
”Keberhasilan prajurit TNI melumpuhkan kekuatan OPM di Paro merupakan
bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas keamanan demi lancarnya
proses percepatan pemabangunan di Papua,” beber Yogi.
Perkembangan situasi di Papua juga mendapat atensi dari pemerintah
pusat. Jumat (19/4), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto menggelar rapat koordinasi di
kantornya. Dalam rapat yang dilaksanakan tertutup itu, turut dibahas
soal situasi di Papua. Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo juga hadir dalam rapat
koordinasi tersebut.