Jakarta – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar lomba penulisan artikel dalam rangka menyambut Hari Santri 2021. Lomba itu mengambil dua tema yaitu ‘Hormat Bendera Menurut Hukum Islam’ dan ‘Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’.
Lomba itu langsung disambut kritik keras dari banyak pihak. Mulai gedung DPR, partai, ormas Islam, menolak keras tema lomba penulisan itu. Mereka menilai itu tema itu sama saja dengan membenturkan nasionalisme dan agama.
Menanggapi kegaduhan itu, Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan menilai tema itu justru sangat bagus untuk membangun nasionalisme di kalangan para santri. Menurutnya, tema itu tidak perlu diganti agar masyarakat bisa mensikapi persoalan posisi antara agama dan negara.
“Ini menjadi semakin terang benderang siapa saja sebenarnya yang anti-Pancasila,” kata Ken Setiawan dikutip dari laman kontraradikal.com, Senin (16/8/2021).
Ia menilai dengan dua tema itu, masyarakat justru bisa semakin jelas bahwa Pancasila itu bukan pengganti Alquran seperti yang selama ini dijadikan doktrin kelompok radikal dengan menuduh orang masih percaya Pancasila dianggap toghut atau menyembah berhala.
“Jadi mereka menganggap orang yang masih percaya Pancasila dianggap kafir, ibadahnya pun tertolak,” imbuh Ken
Ken mengungapkan, bahwa Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiri bangsa yang kemudian dikenal sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia, seperti Piagam Madinah saat Nabi Muhammad SAW berada di Madinah.
“Ini tugas berat pemerintah, khususnya BPIP yang berada digarda terdepan dalam mengkampanyekan Pancasila sampai ke seluruh pelosok masyarakat Indonesia agar mereka tidak mudah terdoktrin oleh pemahaman kelompok radikal yang anti-Pancasila,” tegas Ken.