Jakarta – Lebih dari 6 juta unggahan dan hampir 2.000 channel telah dihapus dari platform media sosial Telegram sejak awal tahun oleh Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis yang berbasis di Saudi.
Dikutip dari Associated Press, Minggu (2/4). Pusat global yang juga dikenal sebagai Etidal ini, mengatakan bahwa channel yang dihapus itu milik tiga organisasi, ISIS, Hayat Tahrir Al-Sham dan Al-Qaeda. Kontennya termasuk file audio, video, dan PDF dalam bahasa Arab.
Etidal menemukan 2.773.902 item di 477 channel yang merujuk Hayat Tahrir Al-Sham, 1.807.215 item di 1.040 channel yang berafiliasi kepada ISIS, dan 1.423.101 item di 323 channel yang terkait dengan Al-Qaeda.
Dikatakan bahwa hanya dalam satu hari – 9 Januari – 451.911 item telah dibagikan atau dirujuk. Ditemukan 101 channel yang terkait dengan aktivitas ekstremisme dibuat dalam satu hari menjelang akhir Maret, tambah Etidal.
Etidal mulai berkolaborasi dengan Telegram pada Februari 2022 untuk memantau dan mengidentifikasi konten ekstremisme yang diunggah dalam bahasa Arab. Sejak saat itu Etidal membantu mengidentifikasi dan menghapus 21.026.169 item yang bersifat ekstremisme dan menutup 8.664 channel terkait.
Menurut Etidal, kerja sama tersebut bertujuan untuk melindungi pengguna Telegram dari pengaruh ideologi dan konten ekstremisme.
Kantor Kontraterorisme PBB memuji upaya Etidal dalam memerangi terorisme pada Agustus, dengan mengatakan bahwa mereka memiliki wawasan praktis tentang beberapa kelompok ekstremis.