Serang – Pahlawan identik dengan perjuangan fisik dan non fisik melawan penjajah dalam merebut kemerdekaan. Dalam konteks kekinian, pahlawan memiliki arti yang lebih luas. Pahlawan adalah keteladanan dan panutan dari sosok yang telah memberikan perubahan positif untuk bangsa ini dalam berbagai aspek.
Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten Dr. KH. Amas Tadjudin, MM, mengatakan namanya pahlawan tidak pernah punah, maka ia mengajak semua anak bangsa untuk jadi bagian dari pahlawan di setiap masa. Menurutnya, anak muda harus ingat bahwa Indonesia ini didirikan oleh para founding fathers dengan mengorbankan darah, tangisan dan air mata.
”Hari ini kita hanya tinggal mengisi kemerdekaan itu, maka mari jadikan Indonesia sebagai negara besar yang berdasarkan pada NKRI dan UUD 1945. Hari pahlawan adalah contoh sekaligus momentum bagi kita semua untuk meneladani perilaku mereka dan menjadi pahlawan Indonesia ke depan,” ujar Dr. KH. Amas Tadjudin, MM, di Serang, Senin (9/11/2020).
Lebih lanjut, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Banten ini juga menuturkan bahwa para anak muda perlu untuk mempelajari perjuangan para pahlawan terdahulu dan tiru sikap-sikap kabangsaan mereka. Jangan sampai anak muda malah terprovokasi oleh propaganda-propaganda yang anti Indonesia ini.
”Karena sejatinya semangat membangun bangsa dengan persatuan itulah yang harus kita tiru dari para pahlawan dan kita wujudkan bersama,” ucap Amas.
Selain itu menurutnya, pemerintah selayaknya memberikan bantuan dan bimbingan kepada generasi penerus bangsa seperti misalnya Duta Damai Dunia Maya yang dibentuk oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang beranggotakan para anak muda ini. Karena menurutnya keberadaan Duta Damai ini adalah bukti peran serta anak muda dalam meneladani para pahlawan khususnya dalam semangat persatuan dan perdamaian.
”Jangan sampai para generasi muda ini melenceng dari tujuan bangsa ini. Rangkul anak-anak muda ini karena merekalah yang nantinya akan menjadi penerus dan pemimpin bangsa ini ke depan,” tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa para tokoh masyarakat, alim ulama serta akademisi semua harus bersama-sama tetap bersatu dalam ideologi negara Pancasila dan UUD 1945 serta NKRI. Jangan sampai ada satu pihak yang mengingkari konsensus yang telah ditetapkan dan disetujui ini.
”Mari kita semua menghormati apa yang telah disepakati oleh para pendahulu kita. Kita yang mewarisi semangat mereka ini memiliki kewajiban untuk terus menjaga hal tersebut dan meneruskannya kepada generasi-generasi sesudah kita nanti,” jelasnya.
Menurutnya, mewarisi semangat para pahlawan sama halnya dengan mewarisi kearifan dan budaya yang ada di masing-masing daerah kita. Itu perlu dijaga dan diwariskan hingga generasi-generasi berikutnya agar bangsa ini tidak sampai lupa akan jadi diri bangsanya. Karena semua darah di Indonesia ini memiliki tradisinya masing-masing, kearifan lokalnya masing-masing.