Ujoh Bilang – Toleransi antarumat beragama menjadi bagian penting
dalam kehidupan sosial masyarakat di Mahakam Ulu (Mahulu). Ketua DPD
Hidayatullah Mahulu, M. Taufik menegaskan komitmen itu dalam membangun
kebersamaan antaragama dengan meneladani ajaran rasulullah Muhammad
SAW.
“Yang jelas, toleransi antarumat beragama itu kan memang sudah
diajarkan oleh Nabi kita, ya, Nabi Muhammad,” kata Ketua DPD
Hidayatullah Mahulu, M. Taufik, Kamis (30/1/2025).
Menurutnya, manusia diciptakan dengan berbagai perbedaan keyakinan,
namun hal itu tidak menjadi penghalang untuk saling menghormati dan
hidup berdampingan.
Baca juga: DPD Hidayatullah Mahulu Evaluasi Program, Pastikan
Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat
“Bahwasannya manusia itu harus hidup berdampingan, bertoleransi.
Karena bagaimanapun juga, kita hidup di dunia ini tidak tahu apakah
kita dihidupkan dalam keadaan Muslim, Kristen, Katolik, atau lainnya,”
ucapnya.
Ia menambahkan bahwa perbedaan agama tidak seharusnya menjadi
penghalang dalam menjalin hubungan sosial.
“Yang pastinya, itu semua tidak mengurangi bahwa kita harus tetap
bertoleransi,” tegasnya.
Ia juga mencontohkan bagaimana Nabi Muhammad SAW memberikan teladan
dalam hal toleransi.
“Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi kita, beliau sangat toleran sekali
dengan agama lain,” lanjutnya.
Sebagai bentuk nyata dari toleransi tersebut, Hidayatullah Mahulu juga
menerima anak-anak non-Muslim di lembaga pendidikan mereka.
“Dan kami bentuk toleransi kami, Alhamdulillah, anak penitipan kami
ini banyak, ada enam yang non-Muslim,” ucapnya.
Anak-anak non-Muslim yang dititipkan di Hidayatullah Mahulu
mendapatkan fasilitas yang sama tanpa pembedaan.
“Yang tinggal dititip di sini mulai dari pagi sampai sore hari,” tambahnya.
Dengan kebersamaan ini, Hidayatullah Mahulu berharap dapat terus
menjaga hubungan harmonis antarumat beragama di Mahakam Ulu.
Komitmen mereka menunjukkan bahwa keberagaman bukanlah penghalang,
melainkan kekuatan yang bisa menyatukan masyarakat dalam satu tujuan
bersama: hidup rukun dan saling menghormati.