Bandung – Organisasi massa (Ormas) perempuan, Fatayat Nahdlatul Ulama (Fatayat NU) Jawa Barat (Jabar) akan terus melakukan upaya pencegahan paham radikal terorisme agar tidak tumbuh dimasyarakat dengan mandidik para kader-kader santri-santri wanita. Salah satunya dengan melakukan kerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
Hal ini ditunjukkan saat penadatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Peningkatan Kapasitas Diri Dalam Rangka Pencegahan Radikal Terorisme antara Fatayat NU Jabar bersama BNPT disela-sela acara Sarasehan Kebangsaan BNPT RI bersama Forum Daiyah Fatayat (Fordaf) NU Provinsi Jawa Barat yang berlangsung di The Jayakarta Hotel, Bandung, Selasa (29/12/2020) siang.
PKS bernomor HK.02.00/28/2020 dan nomor 227/C/PWFNU/XII/2020 ini meliputi peningkatan kapasitas diri dalam rangka pencegahan radikal terorisme melalui sejumlah program serta kegiatan dan kerja sama lainnya yang dikembangkan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak
Ketua Forum Daiyah Fatayat (Fordaf) NU Provinsi Jawa Barat, Hj. Yenni Ainul Widad, mengatakan bahwa PKS dalam rangka bersama-sama dan bersinergi untuk mencegah paham radikalisme di tengah-tengah masyarakat ini meliputi tiga program yakni Madrasah Kader Daiyah Mahmudah (MKDM), Nyantri Keren dan Silaturahmi Daiyah
“MKDM ini nanti menjadi wadah seperti pelatihan untuk membentuk Daiyah Daiyah kita untuk menjadi Daiyah Daiyah yang profesional yang secara keilmuan juga mumpuni dan bisa diandalkan,” ujar Hj. Yenni Ainul Widad.
Yang kedua menurutnya adalah program Nyantri Keren, dimana prrogram Nyantri Keren disini dilaksanakan di tingkat daerah, yaitu di tingkat kabupaten/kota se-Jawa Barat. “Jadi Nyantri Keren ini nanti sebagai prasyarat keikutsertaan daiyah kita untuk menuju MKDN di tingkat provinsi Jawa Barat,” ucapnya
Sedangkan yang ketiga yaitu silaturahmi daiyah, yang mana dilakukan dengan berbagai cara yaitu bersilaturahmi tentang pelaksanaan seminar kebangsaan, pelaksanaan diskusi antar agama, seminar-seminar yang yang berkaitan dengan program-program Fatayat NU Jabar.
“Nanti ada juga halaqah-halaqah kebangsaan atau Maulid kebangsaan. Ada juga untuk Daiyah Daiyah seluruh Jawa Barat. Untuk itu kami berharap dengan adanya kerjasama bersama BNPT ini bisa mengurangi paparan radikalisme di tengah-tengah masyarakat yang sudah sangat-sangat massif ini,” katanya mengakhiri.
Sementara itu Kepala Kesbangpol Provinsi Jabar Dr. Drs. Rd. Iip Hidajat, M.Pd yang turut hadir pada acara tersebut mengucapkan apresiasinya kepada BNPT yang telah memberikan perhatian khusus
kepada Fatayat NU Jabar.
“Karena Fatayat NU ini merupakan bagian yang saat ini ada di Jawa Barat untuk elaborasi yang kita inginkan Karena pemerintah tidak bisa bergerak sendiri. Ini justru respon yang bagus dari Fatayat dengan mencoba kolaborasi bersama BNPT,” ujanrya.
Dan provinsi Jabar sendiri menurutnya juga punya program untuk penanganan radikalisme , sehingga kedepan provinsi Jabar akan menindak lanjuti dengan tidak saja di tingkat provinsi, tapi juga terhadap Pengurus Cabang Fatayat yang ada di 27 Kabupaten/Kota di Jabar
“Kita akan koordinasikan dan kita memanfaatkan potensi-potensi yang ada sehingga kita lebih menekan tingkat radikalisme di Jawa Barat dan intoleransi ini. Karena ini harus menjadi kerja keras semua pihak, tidak bisa kami sendiri. Mudah-mudahan apa yang dicita-citakan visi Jawa Barat menjadikan Jabar Juara Lahir dan Batin ini menjadi terwujud,” ujarnya.
Dalam ksempatan yang sama Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PW LDNU) Jabar, KH. Amin Baejuri Asnaf juga mengapresasi kerjasama Fatayat NU Jabar dengan BNPT untuk pencegahan pemahaman radikal intoleran ini terjadi di kalangan anak-anak muda. Sehingga sangat tepat sekali apa yang dilakukan Fatayat NU Jabar ini akan masuk dalam wilayah dakwah.
“Dimana dakwah yang paling kongrit hari ini adalah ada pada wilayah anak-anak milenial. Maka bagaimana pemahaman pemahaman tentang toleransi, bagaimana pemahaman tentang konsep dakwah di LDNU itu atau di NU itu ada konsep tawassuth, bagaimana moderat, tawazun bagaimana keseimbangan, lalu tasamuh, bagaimana toleransi dan kemudian i’tidal, bagaimana kemudian Tegak, adil dan proporsional,” ujar KH. Amin Baejuri Asnaf .
Karena menurutnya hal ini adalah suatu hal penting untuk memberikan support pemahaman kepada daiyah yang ada di Fatayat PW NU Jabar yang kemudian nanti akan terintegrasikan dengan Fatayat-Fatayat yan gada di beberapa kabupaten kota se Jawa Barat.
“Yang pada akhirnya masyarakat muslim di Jawa Barat ini menjadikan masyarakat yang lemah lembut, berakhlakul karimah dan sesuai dengan konteks Rasulullah adalah Kaana khuluquhul Quran, Islam yang kita yakini adalah melalui kitab Alquran,” ujarnya.
Seperti diketahui, acara Sarasehan Kebangsaan BNPT RI bersama Fordaf NU Jabar yang mengambil tema “Spiritualitas Islam dan Semangat Kebangsaan : Kunci Kedamaian NKRI” dan penandatanganan PKS ini juga dibarengi dengan pelantikan Pengurus Fordaf NU Jawa Barat Masa Khidmat 2020-2025.
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, MH, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid, SE, MM, Ketua Tanfidziyah PWNU Jabar, KH Hasan Nuri Hidayatullah, Ketua PW Fatayat NU Jabar, Hj Hirni Kifa Hadzefa dan juga Ketua Majelis Ulama (MUI) Jabar Prof. Dr. KH. Rahmat Syafe’i, Lc.,MA.