Jogja – Jajaran Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus berupaya menekan penyebaran paham radikalisme di wilayah hukumnya. Selama perjalanannya, salah satu cara yang paling signifikan adalah lewat pendekatan terhadap para mahasiswa.
Dirbinmas Polda DIY Kombes Rudi Heru Susanto menyampaikan, ada sekitar 110 universitas baik negeri maupun swasta di Yogyakarta. Pendekatan humanis dan kemitraan pun dibangun melalui kampus.
“Tahun 2016 berdasarkan laporan intelijen, Yogyakarta rawan dan akan disusupi dari sisi kampus. Pak Kapolda kemudian intens ke kampus menyuarakan radikalisme dan selalu cinta Pancasila, sehingga sekarang terjadi penurunan yang signifikan,” tutur Rudi di Polda DIY, Yogyakarta, dikutip Liputan6.com, Rabu (9/10).
Rudi menyebut, imbas dari rutinitas penyuluhan bahaya radikalisme pun dapat dilihat saat demonstrasi mahasiswa menolak RUU KPK dan RUU KUHP di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
“Ada demo, mahasiswa santun dan bersalaman dengan polisi,” jelas dia.
Rudi pun yakin tidak ada kelompok radikal yang berupaya mendompleng aksi unjuk rasa mahasiswa Yogyakarta. Terlebih, mereka pun mengenakan identitas diri dan kampus secara jelas selama demonstrasi.
“Saya berani berkata tidak ada (disusupi kelompok radikal) karena semuanya pakai atribut. Dari kampus juga ada yang dampingi,” Rudi menandaskan.