Tangkal Radikalisme, UHAMKA Rintis Program Studi Manajemen Masjid

Jakarta – Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) memutuskan akan merintis program studi Manajemen Masjid. Keputusan ini diambil sebagai bentuk apresiasi atas keinginan dan inovasi yang diutarakan Wali Kota Bengkulu untuk menangkal radikalisme saat berkunjung ke kampus UHAMKA.

Rencananya, pihak rektorat akan menggandeng gubernur, wali kota dan bupati se Indonesia yang difasilitasi oleh Wali Kota Bengkulu. Hal ini diungkapkan langsung oleh Rektor UHAMKA, Prof. Gunawan Suryoputro, saat menerima kunjungan Wali Kota Bengkulu, H. Helmi Hasan, di ruang rapat I Rektorat lantai IV Jakarta Timur, Selasa (3/3).

Dalam kunjungan ini, Wali Kota Bengkulu membahas mengenai pentingnya masjid untuk terus diberdayakan di tengah masyarakat yang sudah maju.

“Jangan sampai masjid sepi karena padatnya kehidupan yang sudah maju, dan ini harus terus kita berdayakan,” ujar Helmi, yang merupakan adik kandung dari Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan.

Sementara itu, Rektor UHAMKA Gunawan menyampaikan apresiasinya atas inovasi dan gagasan pemikiran yang sudah dipaparkan Wali Kota Bengkulu.

“Pak Wali, terima kasih sudah berkunjung ke kampus kami dan bercerita banyak tentang inovasi-inovasi yang mampu memberikan perubahan besar dan keberkahan untuk kita semua. Maka dari itu, kami solusi yang tepat untuk mengembangkan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah dengan menawarkan solusi baru yakni harus ada pengelola masjid yang benar-benar profesional dan harus memahami seperti apa dan untuk apa Masjid itu didirikan sesuai dengan apa yang diajarkan Rasulullah,” papar Gunawan.

Dia mengatakan, ide inovasi untuk menggerakan masjid merupakan hal yang harus diwujudkan karena selaras dengan rencana Induk Uhamka untuk menjadi Prophetic Entrepreneurial University, nilai-nilai perjuangan Rasulullah dalam membangun peradaban dengan cara shidiq, tabligh, amanah dan fathonah akan diterapkan di Uhamka sehingga menghasilkan lulusan yang unggul dalam kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial dapat diwujudkan.

Terkait pendirian program studi Manajemen Masjid, Gunawan mengatakan hal tersebut sebagai bentuk dukungan dan wujud nyata dakwah dalam mempersiapkan Manusia yang berkualitas dalam melakukan pengelolaan masjid.

Pihaknya juga akan segera membentuk dua tim untuk menindaklanjuti program studi Manajemen Masjid. Tim pertama adalah tim untuk menyusun proposal pembentukan Program Studi Manajemen Masjid, dan tim kedua untuk menyusun kurikulum pada program tersebut.

“Program Studi Manajemen Masjid ini nanti akan menyiapkan manajer-manajer andal sesuai yang mampu mengelola Masjid sesuai dengan apa yang sudah dilakukan Rasulullah seperti tempat berkumpul untuk membahas kepentingan umat, menjauhkan diri dari pikiran yang radikal di mana tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah dan bagaimana masjid menjadi tempat yang nyaman dalam melakukan kegiatan melebihi mall-mall dan tempat istirahat melebih hotel-hotel,” jelasnya lagi