Jakarta – Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan bekerjasama
dengan Direktorat Pencegahan Densus 88 Anti Teror Polri mengadakan
sosialisasi kebangsaan yang mengusung tema, Strategi Deteksi Dini
Pencegahan IRET (Intoleransi, Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme)
di lingkungan sekolah untuk mewujudkan Indonesia damai.
Kegiatan ini dihadiri Kepala RA, MI, MTs, MA negeri / swasta dan
Kepala KUA dilingkungan KanKemenag Kota Jakarta Selatan. Rabu
(12/02/2024).
Dalam sambutannya, Kepala Kankemenag Kota Jakarta Selatan menyampaikan
bahwa Guru memiliki peran penting dalam melakukan deteksi dini
terhadap penyebaran paham radikalisme di Madrasah.
“Dengan kegiatan ini, kami mengajak para guru untuk menjadi agen
pencegahan IRET dan pencegahan penyebaran paham radikalisme
dilingkungan madrasah,” ujar Yunus dihadapan 200 peserta.
Sedangkan menurut anggota Densus 88, kegiatan ini merupakan salah satu
edukasi pada masyarakat terhadap penanganan aksi teror yang humanis.
Sambungnya, berdasarkan penelitian dari Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN) sekolah menjadi salah satu tempat yang rentan terhadap
penyebaran paham radikalisme.
“Siswa di madrasah berada pada tahap perkembangan, sehingga mudah
terpengaruh oleh berbagai informasi,” ungkap AKBP Dofil.
Dalam paparannya, Yuminah mengatakan bahwa penyebaran paham IRET
mengikuti perkembangan Zaman, sehingga guru harus menjadi agen
pencerah bagi siswa dan memberikan edukasi tentang bahaya paham
radikalisme.
“Guru mempunyai peran penting untuk menangkal paham radikal, sehingga
guru perlu mengetahui pola penyebarannya,” imbuh Yuminah selaku
Akademisi Peneliti Paham IRET.