Jakarta – Upaya simultan terus dilakukan Kementerian Agama RI demi menjaga moderasi Islam di Indonesia dan keutuhan NKRI salah satunya lewat penyelenggaraan Perkemahan Rohis (Kerohanian Islam) Siswa SMA/SMK Tingkat Nasional III 2018.
Kegiatan ini akan diselenggarakan di Belitung pada 5-10 November 2018 mendatang. Perkemahan Rohis ini akan diikuti 1153 peserta, pendamping, dan fasilitator dari 621 SMA/SMK dari 298 kabupaten/kota di Indonesia.
Kegiatan yang bertema ‘Berbagi di Bumi Laskar Pelangi’ ini akan mengambil lokasi di Bumi Perkemahan Juru Seberang Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Direktur Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama, Rohmat Mulyana Sapdi mengatakan bahwa perkemahan ini bukan perkemahan biasa namun mengandung misi strategis demi menyalurkan ide-ide moderasi Islam ke kalangan pegiat Rohis di sekolah-sekolah.
“Selama ini kegiatan Kerohanian Islam di sekolah dicurigai sebagai tempat interaksi para penyebar ide radikal dengan para simpatisan kegiatan Islam,” ujar Rohmat di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, seperti dikutip Viva.co.id, Kamis, (1/11)
Menurut dia perkemahan Rohis ini untuk menyasar para pegiat kerohanian Islam yang sangat mungkin telah dijangkau oleh agen-agen radikal di Indonesia. Maka perkemahan ini diproyeksikan menjadi ajang deradikalisasi di kalangan pegiat Rohis.
“Diharapkan selama lima hari ini mereka memiliki sikap pandangan yang berubah, mempunyai wawasan lebih luas tentang pemahaman keagamaan,” katanya.
Temuan Badan Intelijen Negara (BIN) pertengahan tahun ini menyebutkan bahwa 39% mahasiswa perguruan tinggi di 15 provinsi telah terpapar radikalisme. BIN menilai, radikalisme menjangkiti generasi muda dengan memanfaatkan remaja yang masih mencari jati diri. Dalam kajian BIN, 24% mahasiswa dan 23,3% pelajar menyatakan persetujuan mereka terhadap jihad dengan kekerasan.
Oktober 2017 Mata Air Fondation dan Alvara Research Center menyebut 23,5% mahasiswa dan 16,3% pelajar menganggap Indonesia perlu diperjuangkan menjadi negara Islam yang menerapkan hukum agama secara utuh. Pada Juni 2017, Saiful Mujani Research and Consulting menemukan bahwa 9,2% masyarakat Indonesia setuju terhadap pendirian khilafah atau negara Islam di Indonesia.
Tahun lalu perkemahan serupa telah digelar oleh Kemenag RI di Bumi Perkemahan Cibubur. Berdasarkan jajak pendapat tahun 2017 yang dilakukan Wahid Foundation hampir 60% peserta kegiatan kerohanian Islam (rohis) di institusi pendidikan siap berjihad dengan jalan kekerasan.