Tangkal Radikalisme dan Ekstremisme, UNJ Launching Griya Moderasi Beragama dan Bela Negara

Jakarta – Radikalisme dan ekstremisme di Jakarta, seperti di banyak
wilayah lain di Indonesia, menjadi perhatian serius  pemerintah dan
masyarakat. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT),
terdapat penurunan Indeks Potensi Radikalisme secara nasional dari
12,2% pada tahun 2020 menjadi 10% pada tahun 2022. Penurunan ini
menunjukkan adanya perbaikan, meskipun tantangan masih tetap ada.

Terkait itu, Universitas Negeri Jakarta atau UNJ turut berperan aktif
dalam upaya meminimalisir radikalisme dan ektrimisme di Jakarta
melalui beberapa inisiatif. Di antaranya bekerja sama dengan BNPT
mengadakan dialog dan sosialisasi mengenai pencegahan terorisme di
lingkungan kampus, mengundang Menkopolhukam untuk memberikan kuliah
umum tentang cara menangkal paham radikalisme, mengintegrasikan
nilai-nilai toleransi, kebangsaan dan moderasi beragama dalam
kurikulumnya dan mendorong mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan yang
mempromosikan perdamaian, toleransi dan anti kekerasan.

Di akhir tahun 2024, UNJ bekerja sama dengan Kementerian Agama (
Kemenag) menggelar seminar penguatan ekosistem moderasi beragama
sekaligus meluncurkan atau melakukan launching Griya Moderasi Beragama
dan Bela Negara (GMBBN) sebagai upaya menangkal radikalisme dan
ekstrimisme.

Kegiatan tersebut telah dilaksanakan belum lama ini di kampus UNJ
Jakarta  dihadiri Wakil Rektor IV UNJ, Dr. Andy Hadiyanto, MA,
Direktur Pendidikan Islam Kemenag, Dr. M Munir, MA serta Narasumber
Seminar  Dr. Khalid Syairozy, M.Si Pakar Moderasi Beragama.

Dalam keterangannya hari ini, Ketua Pelaksana Rudi M Barnansyah,
M.Pd.I mengutarakan acara ini disambut antusias berbagai kalangan,
dihadiri dosen, mahasiswa  juga  pengurus GMBBN UNJ yang terdiri dari
dosen lintas fakultas dan lintas agama.

Warek IV UNJ Dr Andy Hadiyanto mengemukakan kegiatan seminar dan
Launching GMBBN di UNJ sebagai upaya menciptakan kehidupan kampus yang
harmoni antara umat beragama di UNJ. Dikatakan UNJ sebagai salah satu
Perguruan Tinggi  yang di dalamnya terdiri banyak kalangan dosen dan
mahasiswa dari berbagai agama harus mampu menanamkan nilai moderasi
bergama dalam setiap aktivitas, keagamaan atau yang lainnya, sehingga
nilai keharmonisan yang  di tanamkan mampu menjadi bagian menjaga
nilai nilai moderasi dan keberagaman bersama.

Direktur Pendidikan Islam Kemenag M Munir dalam paparannya menekankan
pentingnya GMBBN  bahwa keberadaan Griya Moderasi Beragama dan Bela
Negara di lingkungan Perguruan Tinggi Umum di payungi oleh Perpres
Nomor 58 Tahun 2023.

“Keberadaan Griya Moderasi Bergama dan Bela Negara di Perguruan Tinggi
Umum harus mampu memastikan bahwa nilai-nilai moderasi beragama
menjadi bagian integral dalam kehidupan akademik, guna menciptakan
kampus yang inklusif, harmonis, dan bebas dari paham radikal” tegas M
Munir.

M Munir menambahkan  di Launchingnya GMBBN di UNJ bertujuan agar UNJ
yang berlokasi di Jakarta harus mampu menjadi role model bagi
kampus-kampus di Jakarta khususnya dalam internalisasi nilai moderasi
dan belanegara pada civitas akademisi UNJ dan lingkungan sekitarnya.

Dr. Khalid Syairozy, M.Si sebagai narasumber memaparkan pendekatan
diskusinya dengan peserta mengajak peserta untuk bisa berpikir lebih
kritis melihat bagaimana perkembangan pemahaman kegamaan dan
nilai-nilai kenegaraan di Indonesia khususnya di Perguruan Tinggi yang
sampai saat ini terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Khalid mengingatkan bahwa kesalahan dalam berpikir mampu membuat
seseorang menjadi radikal. “Membandingkan satu hal dengan hal lainnya
yang tidak sebanding akan membuat kesalahan dalam berpikir dan hal
inilah yang menjebak banyak orang, yang kemudian menjadikannya rentan
terhadap berbagai paham radikal dan ektremisme,” ungkapnya.

Oleh karena itu,lanjut dia, dengan adanya GMBBN di UNJ dan hasil dari
seminar di UNJ ini dapat memberikan pemahaman yang luas bagi seluruh
civitas akademika bahwa beragama tidak hanya memimikirkan kedekatan
diri dengan pencipta namun harus mengedepankan sisi kemanusiaan juga.