Dhaka – Bangladesh memulai proyek miliaran dolar untuk membangun 560 model masjid di seluruh negeri pada Desember 2020. Proyek yang didanai pemerintah Arab Saudi itu bertujuan untuk mendukung program deradikalisasi yang digulirkan negara tersebut dan .
Awal bulan ini, Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Sheikh Hasina telah meresmikan sembilan model masjid melalui tele konferensi. Ia juga ingin memperkuat hubungan dengan berbagai kelompok muslim pada Pemilu mendatang.
Sementara itu, Direktur Jenderal Yayasan Islam Bangladesh Shamim Mohammad Afzal mengatakan, sejumlah orang telah melakukan penyimpangan filosofi Islam dan mengeksploitasinya sebagai alat untuk menghasilkan uang, properti, dan bahkan ingin mendirikan negara.
“Penting untuk mempraktikkan Islam dengan benar di masjid dan madrasah demi perdamaian, tidak hanya di Bangladesh, tetapi di seluruh dunia,” kata Afzal, dilansir di DNA India, dikutip dari republika.co.id akhir pekan kemarin.
Masjid-masjid yang akan dibangun tersebut akan terbuka untuk wanita, tidak seperti mayoritas masjid yang ada di Bangladesh. Selain itu, akan ada pusat penelitian dan budaya, perpustakaan dan pusat belajar bahasa Arab dan Haji.
Proyek ini juga digunakan oleh Hasina untuk menjangkau komunitas muslim, seiring dengan Bangladesh yang akan segera menggelar pemilihan parlemen ke-11 dalam waktu kurang dari setahun. Mayoritas dari 300 ribu masjid di Bangladesh adalah didanai dan dimiliki secara pribadi.
Pemerintah Bangladesh umumnya tidak memiliki kontrol atau pengawasan atas masjid-masjid di sana. Karena itulah, para analis mengatakan bahwa model masjid tersebut akan menjadi cara pemerintah untuk membuat terobosan dalam mempraktikkan agama di tingkat lokal.
Namun, beberapa pemimpin sekuler dan pendukung Liga Awami yang berkuasa, menentang gagasan pemerintah membangun ruang-ruang ibadah bagi agama tertentu.