Tangkal Radikalisme, Bakesbangpol Jatim Edukasi Lembaga Pendidikan

Surabaya – – Menjaga keutuhan bangsa menjadi tugas seluruh anak bangsa. Karena itu seluruh masyarakat harus terlibat aktif dalam melawan narsi dan propaganda kelompok radikal terorisme yang ingin memecah belah bansa Indonesia.

Hal itulah yang menjadi  perhatian khusus bagi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol). Mendukung program Gubenur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Bakesbangpol Jatim menggelar pembekalan Guru dan Pelajar Anti Radikalisme dan Terorisme, di Kantor Bakorwil Malang, pekan lalu. Kegiatan itu digelar dengan menggandeng menggandeng SMA dan SMK di Jatim.

 “Radikalisme sekarang ini telah menjamur di media sosial dan wajib diwaspadai, karena kelompok radikal dan teroris menyasar anak-anak muda. Hal ini yang harus diwaspadai oleh kita semua, terutama potensi penyebaran radikalisme dalam Lembaga Pendidikan. Peran aktif guru, terutama Guru BP (Bimbingan Penyuluhan), sangat penting dalam pembentukan karakter nasionalisme siswa,” kata Eddy dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/4/2023).

Kegiatan itu dihadiri perwakilan Guru BP dan para siswa yang berada di Malang. Ia mengatakan, dalam kegiatan itu sangat penting, sebab memberikan wawasan politik, kebangsaan dan edukasi dalam membentuk karakter siswa anti radikalisme.

 “Kegiatan ini salah satu bentuk nyata upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menyikapi potensi radikalisme dan intoleran,” ujanya..

Eddy mengungkapkan, Bakesbangpol Jatim menggandeng beberapa narasumber, diantaranya AKP Tomi Subari, Kanit V Subdit IV Dit Intelkam Polda Jatim, Kombes Iwan Ristiyanto P.S Kasatgaswil Jatim Densus 88 AT Polri, Mairun Ahmad (Bakorwil III Malang), dan Dr. Lia Istifhama Sekretaris MUI Jatim. Sedangkan moderator adalah Dr. Ema Sumiarti, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Malang dan Batu.

Sementara itu, Lia Istifhama mengutip dari statemen Gubernur Khofifah, tentang 3 cara berdakwah melawan paham radikal, yaitu dengan bil-hikmah (kearifan atau kebijaksanaan) bil-mauidlatil hasanah (dengan tutur kata yang baik), dan mujadalah billati hiya ahsan (berdebat dengan cara yang paling indah, tepat dan akurat).

“Jawa Timur adalah wilayah yang harus dijaga untuk menjaga stabilitas nasional. Istilah Bu Gubernur, kalau Jawa Timur batuk maka droplet-nya bisa sampai ke wilayah Indonesia lainnya. Karena itu kita harus ikut menjaga stabilitas Jawa Timur, demi stabilitas nasional,” pungkas keponakan gubernur Khofifah yang akrab disapa Ning Lia itu.