Denpasar – Paham radikal dan terorisme masih terus berkembang di negara kita dan menjadi momok yang menakutkan. Karena tidak ada satupun dari kita yang terbebas dari ancaman paham radikal terorisme tersebut, karena kelompok yang mengajarkan paham kekerasan ini melakukan propaganda dengan berbagai cara.
Dan kalangan generasi muda baik dari jenjang sekolah hingga perguruan tinggi masih menjadi sasaran empuk bagi kelompok radikal terorisme melalui propaganda-propagandanya untuk dapat direkrut dan begabung di dalam jaringan kelompok radikal tersebut.
Untuk itu Subdit Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Pencegahan di Kedeputian I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalsiasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali kembali melibatkan pelajar Pelajar SMA, SMK, MA dan Sederajat yang ada di Bali dengan menggelar Lomba Video Pendek dan Diskusi Film dengan tema “Satu Indonesia”. Acara tersebut digelar di Hotel Golden Tulip, Denpasar, Rabu-Kamis (10/4/2019)
Kasubdit Pengamanan Lingkungan Kolonel Czi. Rahmad Suhendro dalam sambutannya mewakili Direktur Pencegahan BNPT yang berhalangan hadir mengatakan bahwa pelibatan pelajar dalam menangkal penyebaran paham radikal terorisme tentunya sangat penting.
“Ini karena generasi muda ini lebih mudah terpapar virus radikalisme, untuk itu mereka perlu dibekali dengan hal-hal yang positif. Dengan video ini mereka kita minta membuat kontra narasi berupa video-video pendek yang nantinya diunggah ke media youtube,” ujar Kolonel Czi. Rahmad Suhendro
Lebih lanjut dirinya mengatakan, pesatnya pertumbuhan tekhnologi dan arus informasi serta komunikasi, ibarat pisau bermata dua. Dimana satu sisi bisa memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan skill. Namun, pada sisi yang lain membawa dampak negatif.
“Informasi-informasi desdruktif mulai dari narkoba, radikalisme sampai dengan Terorisme dengan mudah masuk tanpa dapat kita bendung dengan baik. Lahirlah generasi baru yang memiliki pola pikir serba cepat, serba instan, lintas batas cenderung individualistik dan pragmatik. Untuk itu perlu adanya penyaluran hal-hal yang positif melalui lomba video pendek ini. Semoga saja kegiatan ini dapat lanjutkan terus ditahun-tahun mendatang,” ujar alumni Akmil tahun 1989 ini mengakhiri sambutannya.
Kooordiantor bidang Pemuda Pendidikan FKPT provinsi Bali, Anak Agung Mayun Dharma Kesuma, dalam lmengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wadah menggali pemikiran remaja di Bali tentang makna perbedaan dan budaya toleransi sebagai bangsa yang majemuk.
“Pembuatan video pendek ini adalah suatu cara kami dari BNPT – FKPT untuk berkomunikasi dengan komunitas muda dalam menciptakan ragam kekuatan yang ada di Bali untuk bisa lebih baik lagi dikemudian hari. Dengan adanya video ini diharapkan para pelajar dapat menolak penyebaran paham radikalisme yang memicu gerakan terorisme,” ujar AA. Mayun Dharma Kesuma.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, total ada 100 orang peserta yang berasal dari 15 Sekolah SMA/SMK/MA dan 2 Komunitas Youtuber yaitu Komunitas Sinematografi Mata Hati dan Komunitas Milenial Denpasar.
“Dan untuk kali ini ketiga juri yakni Sha Ine Febriyanti (aktris), Michael (Sineas Daerah Bali) dan I Gede Putu Jaya Suartama, M.Si. (FKPT Bali) akan menilai sebanyak 16 video pendek yang telah dibuat para pelajar SMA, SMK, MA dan Sederajat yang berasal dari beberapa kabupaten dan kota di Bali ini, “ ujarya.
Seperti diketahui, lomba ini digelar untuk mendapatkan tiga besar di Bali atau tingkat provinsi yang kemudian nantinya akan di adu kembali dengan 32 provinsi lain menjadi 96 video. Nantinya ke-96 video tersebut akan diseleksi menjadi 10 nominasi. Dan 10 nominasi ini akan diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti babak final video pendek yang akan diselenggarakan pada November 2019 mendatang.