Tanggulangi Terorisme Dari Hulu Ke Hilir, BNPT Fokus Mantabkan Program Deradikalisasi

Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen pol. Suhardi Alius menyatakan pihaknya akan melakukan kombinasi langkah penanggulangan terorisme secara massif dan menyeluruh dari hulu ke hilir pada tahun 2017 mendatang. Salah satu persiapan yang telah dirampungkan BNPT adalah penyusunan program penanggulangan terorisme yang diyakininya lebih komprehensif, salah satu poin dari program itu adalah pemantapan program deradikalisasi untuk penanggulangan terorisme yang lebih efektif.

Ditemui di ruang kerjanya, Senin (05/12/16), Suhardi mengatakan, “Permasalahan terorisme sudah kami urut. Dari situ diketahui bahwa kita harus mengkombinasikan langkah-langkah penanggulangan terorisme dengan ‘bermain’ lebih proaktif di hulu-hilir.”

Disinggung terkait fokus BNPT kedepan, Jenderal bintang tiga berdarah Minang menegaskan bahwa BNPT akan teteap fokus pada penanganan terorisme baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu yang akan difokuskan adalah ISIS, utamanya terkait dengan pencegahan terhadap WNI yang akan berangkat ke Timteng guna bergabung dengan kelompok teroris internasional itu. Termasuk pula antisipasi kembalinya para militant ISIS ke Indonesia.

Antisipasi ini disebutnya penting untuk terus dilakukan, mengingat WNI yang berangkat ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan ISIS bukan hanya laki-laki dan perempuan, melainkan juga anak-anak.

“Kembalinya mereka ini akan menjadi problem besar manakala kita tidak bisa mereduksi tingkat radikalisasi mereka. Ini menjadi tugas BNPT untuk mengedepankan langkah-langkah tersebut,” jelasnya.

Sementara untuk dalam negeri, pihaknya menyatakan akan memberikan fokus lebih pada peta dan kondisi terorisme di dalam negeri. Belajar dari beberapa kasus teror yang dilakukan oleh mantan napi terorisme, Suhardi mengaku akan melakukan pemantapan program deradikalisasi.

Baginya, program deradikalisasi harus terus dibenahi dan dimaksimalkan, yakni dengan tidak hanya menggunakannya untuk membina para napi terorisme ketika di dalam lembaga pemasyarakatan, tetapi juga membina dan mengarahkan agar para napi terorisme itu tidak kembali lagi menjadi teroris.

Ini berarti, BNPT akan terus melakukan pembinaan dan pengarahan kepada para napi terorisme yang telah selesai menjalani masa hukumannya. Ini dilakukan agar para mantan napi itu tidak merasa termarjinalkan. “Kalau mereka dimarjinalkan, otomatis akan tersambung dengan kelompok mereka sebelumnya sehingga program deradikalisasi itu akan mubazir. Jadi, penanganan mereka setelah keluar lapas juga tidak bisa diabaikan, dan itu butuh sinergi dengan berbagai pihak,” tutupnya