Jakarta – Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang akan menjadi momentum untuk membangkitkan semangat nasionalisme bagi para pelajar, mahasiswa, pemuda, maupun masyarakat dalam melawan radikalisme. Melalui momen itu diharapkan seluruh anak bangsa akan makin mencintai Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD 45.
Namun, menurut Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalia Louisa, menanamkan kecintaan terhadap NKRI harus dilakukan secara berkesinambungan.
“Hari Sumpah Pemuda mungkin bisa jadi momentum, tapi harus ada upaya (menanamkan nasionalisme kepada masyarakat) secara terus menerus,” katanya kepada Damailahindonesiaku.com, Selasa (17/10/2017) malam.
Mantan jusnalis dan presenter berita di beberapa stasiun TV itu juga mengatakan, untuk menanamkan nasionalisme dan menghindari radikalisme, harus dilakukan sejak masa anak-anak, di bangku TK, SD, SMA, hingga perguruan tinggi.
Dia juga membenarkan, rasa cinta Tanah Air dalam bingkai NKRI jangan hanya diucapkan saja. Melainkan harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari baik di tengah masyarakat maupun aktivitas sehari-hari. “Misalnya jangan lagi mengatakan kata-kata pribumi dan nonpribumi,” katanya.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 4,5 juta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi akan mengikuti aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan radikalisme yang digelar secara serentak di seluruh provinsi pada 28 Oktober mendatang.
Aksi itu merupakan komitmen yang berlanjut setelah deklarasi lawan radikalisme di Nusa Dua Bali yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Prof Dr H Zainal Abidin MAg sebagai pembaca naskah deklarasi. Sebelumnya, sekitar 4.000 perguruan tinggi Indonesia menyatukan komitmen dengan menggelar deklarasi lawan radikalisme di Bali.