Malang – Moderasi beragama adalah cara terbaik untuk memperkuat
persatuan di tengah keberagaman Indonesia. Karena itu, moderasi
beragama harus ditanamkan sejak usia dini.
Hal itulah yang dilakukan oleh SDN 4 Bedalisodo Kecamatan Wagir,
Kabupaten Malang, yang menjadi salah satu lokasi KKN 105 “Sukma
Sadhana” Universitas Islam Negeri (UIN) Malik Ibrahim Malang. SDN 4
Bedalisodo berhasil membuktikan bahwa moderasi beragama dapat
diterapkan sejak usia dini melalui kegiatan yang sarat nilai toleransi
dan keberagaman. Setiap Selasa hingga Kamis pagi, sekolah ini
mengadakan aktivitas keagamaan yang mempererat harmoni antarsiswa dari
berbagai latar belakang agama. Suasana penuh makna terlihat ketika
siswa melaksanakan kegiatan spiritual mereka masing-masing.
Di lapangan sekolah, siswa Muslim bersama para guru membaca Asmaul
Husna dan menghafal surat-surat pendek Al-Qur’an dengan khidmat.
Sementara itu, siswa non-Muslim berkumpul di ruang kelas 4 untuk
berdoa sesuai keyakinan mereka, didampingi wali kelas yang memastikan
kegiatan berjalan lancar dan penuh penghormatan.
Menurut Yoza, anggota Kelompok KKN 105 “Sukma Sadhana” dari
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, kegiatan
ini adalah contoh nyata harmoni dalam keberagaman. “Kami menyaksikan
bagaimana siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan tanpa mengurangi
kualitas ibadah masing-masing. Ini adalah bentuk moderasi beragama
yang patut diapresiasi,” ungkapnya.
Yoza menambahkan, Kelompok KKN 105 tidak hanya menjadi pengamat,
tetapi juga turut berkontribusi dalam memfasilitasi kegiatan ini.
Mereka mendampingi siswa, memberikan dukungan logistik, serta
mengapresiasi komitmen para guru dalam menciptakan suasana inklusif.
“Kegiatan ini tidak hanya membangun nilai spiritual, tetapi juga
menanamkan rasa saling menghormati yang kuat,” jelasnya.
Inisiatif yang dilakukan SDN 4 Bedalisodo membawa dampak positif, baik
secara spiritual maupun sosial. Siswa belajar untuk mendukung satu
sama lain tanpa memandang perbedaan agama, menciptakan lingkungan yang
hangat dan penuh rasa saling menghormati. “
Kami berharap para siswa tidak hanya unggul secara akademis, tetapi
juga menjadi generasi yang toleran, menghormati keberagaman, dan siap
menjadi agen perdamaian di masyarakat,” tambah Yoza.
Kolaborasi antara sekolah dan kelompok KKN menunjukkan betapa
pentingnya dukungan komunitas luar dalam mewujudkan moderasi beragama.
Upaya ini tidak hanya memperkaya nilai-nilai kebangsaan di kalangan
siswa, tetapi juga memberikan inspirasi bagi sekolah lain untuk
mengintegrasikan moderasi beragama dalam kegiatan sehari-hari.
Praktik moderasi beragama di SDN 4 Bedalisodo menjadi bukti bahwa
keberagaman dapat menjadi kekuatan pemersatu. Dengan menciptakan ruang
bagi setiap siswa untuk menjalankan keyakinan mereka tanpa hambatan,
sekolah ini berhasil menanamkan benih toleransi yang akan terus tumbuh
di masa depan.
Inisiatif seperti ini layak menjadi teladan bagi sekolah lain, sebagai
langkah kecil menuju masyarakat yang damai dan harmonis. Melalui
pendidikan berbasis moderasi beragama, diharapkan nilai-nilai
toleransi dan keberagaman dapat menyebar lebih luas, menjadikan
keberagaman sebagai fondasi bagi persatuan bangsa.