Jakarta – Dinamika terus terjadi di Afghanistan pasca keberhasilan Taliban merebut pemerintahan Presiden Ashraf Ghani. Salah satunya adalah bermunculannya tokoh-tokoh yang pernah dilabeli teroris di Kabul.
Salah satunya adalah seorang teroris yang paling diburu oleh Amerika Serikat (AS) bernama Khalil Haqqani. Ia tiba-tiba muncul di Kabul dan memimpin salat di sebuah masjid, Jumat (20/8/2021). Dalam sambutannya Haqqani mengatakan keberadaannya untuk membahas pemerintahan baru dibawah Taliban.
“Jika tidak ada keamanan, maka tentu takkan ada kehidupan. Karena itu, keamanan akan segera kami berikan. Baru setelah itu kami bakal memberi ekonomi, perdagangan, pendidikan bagi pria dan wanita. Takkan ada diskriminasi,” ujar Haqqani dikutip dari New York Times.
Khalil Haqqani merupakan salah satu anggota Jaringan Haqqani, kelompok yang bertanggung jawab atas sejumlah aksi teror mematikan. Dilansir The Sun Minggu (22/8/2021), mereka melancarkan serangan yang merenggut nyawa warga sipil, pejabat pemerintah, hingga pasukan asing. Pemerintah AS menetapkan Jaringan Haqqani sebagai kelompok teroris, yang juga mendapatkan sanksi dari PBB.
Berdasarkan situs Rewards for Justice, kepala Khalil dihargai 5 juta dollar AS, atau sekitar Rp 72 miliar. Dia merupakan salah satu petinggi Taliban, dan sering menerima perintah dari keponakannya, Pemimpin Jaringan Haqqani, Sirajuddin Haqqani.
Selain itu menurut situs Rewards for Justice, Khalil sering bertindak atas nama Al Qaeda, dan sering dikaitkan dengan teroris tersebut.
Selain Khalil, pimpinan lain Jaringan Haqqani, Anas Haqqani, dilaporkan juga terlihat di Kabul pada Jumat. Kelompok itu didirikan oleh Jalaluddin Haqqani, yang memperoleh ketenaran pada 1980-an sebagai pahlawan penentang Uni Soviet.
Pada saat itu, dia merupakan aset penting bagi CIA (dinas intelijen AS) maupun Pakistan, yang mempersenjatai dan mengirimkan uang ke anggotanya. Begitu Soviet mundur, Jalaluddin menjalin hubungan erat dengan jihadis luar negeri, termasuk Osama bin Laden.
Jalaluddin bergabung ketika Taliban berkuasa pada 1996, dan menjabat sebagai menteri hingga AS menggulingkannya di 2001. Kelompok Haqqani punya reputasi sebagai pengguna bom bunuh diri, mengisi mobil atau truk dengan bom berdaya ledak besar.
Pusat Kontra-terorisme AS menyatakan, pasukan Afghanistan pernah mencegat truk berisi 28 ton peledak pada Oktober 2013. Dalam laporan yang dirilis Juni, PBB menerangkan kelompok Haqqani beranggotakan orang-orang yang siap tempur.
Karena itu, para pakar maupun intelijen asing mengaku kecewa dengan keberadaan salah satu teroris paling diburu AS tersebut.
“Menyerahkan urusan keamanan kepada Haqqani seperti memasukkan rubah ke kandang ayam,” terang pensiunan diplomat Ivor Roberts.
Sumber telik sandi Inggris mengungkapkan, Haqqani dan Al Qaeda punya sejarah panjang kebersamaan, dan saling terkait.
“Menempatkan Khalil ar-Rahman Haqqani penanggung jawab keamanan di Kabul sangatlah mengganggu,” ucapnya dikutip dari VOA.