Kabul – Otoritas Taliban menggerebek markas persembunyian ISIS di Kabul, Afghanistan, pada Selasa (21/3/2023). Sebanyak tiga anggota ISIS tewas dalam peristiwa tersebut.
“Anggota ISIS menggunakan tempat persembunyian itu untuk melakukan serangan di kota Kabul dan berencana menargetkan tempat-tempat keagamaan dan warga sipil selama bulan Ramadhan mendatang,” kata juru bicara pemerintahan Taliban di Afghanistan Zabihullah Mujahid, dikutip Associated Press, Rabu (22/3).
Taliban menguasai kembali Afghanistan pada Agustus 2021. Sejak saat itu, mereka harus berhadapan dengan ISIS. Kelompok ISIS telah mengeklaim mendalangi sejumlah serangan teror di Afghanistan yang sudah berada di bawah kekuasaan Taliban.
Taliban pun mengerahkan upaya untuk menumpas ISIS di Afghanistan. Mereka bahkan sempat mengklaim bahwa ISIS tak lagi mempunyai kekuatan di negara tersebut. Namun para analis internasional berpendapat, risiko kebangkitan ISIS tetap ada. Kelompok tersebut memang telah mengklaim beberapa kali serangan di Afghanistan sejak Taliban berkuasa.
Pada Februari tahun lalu, Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah hingga 10 juta dolar bagi siapa pun yang mempunyai informasi tentang keberadaan pemimpin ISIS-Khorasan (ISIS-K) Sanuallah Ghafari. ISIS-K adalah kelompok yang bertanggung jawab atas aksi pemboman bandara Kabul, Afghanistan, pada Agustus 2021. Insiden itu menewaskan lebih dari 170 orang, termasuk 13 tentara AS.
“Ghafari bertanggung jawab untuk menyetujui semua operasi ISIS-K di seluruh Afghanistan dan mengatur pendanaan untuk melakukan operasi,” kata Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dalam sebuah pernyataan pada 7 Februari 2022.
Menurut Deplu AS, Ghafari telah ditunjuk ISIS untuk memimpin afiliasi regionalnya, yakni ISIS-K, pada Juni 2020. Setelah insiden pemboman bandara Kabul, tepatnya pada November 2021, Washington menetapkannya sebagai Specially Designated Global Terrorist.
“Hadiah hingga 10 juta dolar AS! Sanaullah Ghafari adalah pemimpin organisasi teroris ISIS-K saat ini. Laporkan informasi ke RFJ (Rewards for Justice) melalui Signal, Telegram, WhatsApp, atau garis tip berbasis Tor kami – bantu membawa teroris ini ke pengadilan,” kata RFJ lewat akun Twitter resminya.