Pangkalan Bun – Maraknya penyebaran isu SARA, berita bohong (hoax) memicu memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ancaman tersebut bukan hanya dari luar negeri, ancaman dari dalam negeri juga patut diwaspadai.
Kepala Perwakilan Kementerian Pertahanan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Kolonel Inf Werdi Widodo menyampaikan sosialisasi bahaya hoax di Pangkalan Bun untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat serta mahasiswa, sebab saat ini negara sedang menghadapi ancaman non-militer.
Antara lain berkaitan dengan ideologi pancasila, politik, ekonomi dan sosial budaya, selain itu juga peredaran narkoba, kesehatan dan keselamatan umum serta Karhutla juga menjadi ancaman bagi negara yang patut diwaspadai.
“Itu merupakan ancaman non-militer yang harus kita bahas sinergi bersama antara Pemerintah dan stake holder terkait mulai dari daerah, provinsi hingga pusat,” ujar Werdi di sela kegiatan Seminar Sistem Pertahanan Semesta di Aula Kantor Camat Arsel, Rabu (21/3/2018), dikutip dari laman sindonews.com.
Dandim 1014/PBN Letkol Inf Wisnu Kurniawan menjelaskan, sistem pertahanan semesta adalah suatu sistem pertahanan yang sifatnya luas. Untuk itu harus dipersiapkan dengan pemerintah mulai dari Sumber Daya Manusia sampai Sumber Daya Alam sejak dini.
“Kita mengetahui bahwa dalam era saat ini dalam situasi global banyak negara yang tidak mempersiapkan pertahanan terpecah belah. Seperti banyak negara luar yang terpecah karena ideologi, agama, dan sebagainya,” tandasnya.
Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) Nurhidayah menegaskan, berkaitan dengan isu strategis saat ini adalah rutinitas yang ada dalam menjalankan fungsi dan tugas sehari-hari. Seperti pemberitaan di media sosial yang terkadang berlebihan, tidak seperti apa yang terjadi sebenarnya di lapangan.
“Media massa menjadi leading sektor untuk penyampaian informasi kepada publik, dalam waktu dekat akan kita adakan deklarasi anti hoax. Ini untuk menangkal masuknya berita bohong, khususnya di wilayah Kabupaten Kobar,” tegasnya.